Batuan Metamorf

√ Batuan Metamorf : Pengertian, Proses Terbentuknya, Jenis, Dampak dan Ciri Terlengkap

SeputarIlmu.Com Hallo para pencari ilmu, jumpa kembali dalam artikel di seputarilmu.com. Kali ini akan membahas mengenai Batuan Metamorf.

Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai istilah Batuan Metamorf? Simak penjelasan terlengkapnnya di bawah ini.

√ Batuan Metamorf : Pengertian, Proses Terbentuknya, Jenis, Dampak dan Ciri Terlengkap


Pengertian Batuan Metamorf

Secara bahasa kata metamorf ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Meta” yang memiliki arti berubah dan “Morph” yang artinya bentuk. Sesuai dengan namanya batuan metamorf ini merupakan salah satu batuan hasil transformasi atau suatu perubahan dari suatu tipe batu yang telah ada sebelumnya.

Proses dari terbentuknya batuan metamorf disebut sebagai metamorfisme. Melalui sebuah pengamatan batuan metamorf, ilmuwan juga telah memperoleh suatu informasi tentang suhu dan tekanan di dalam permukaan bumi.

Batuan asal yang dapat berubah menjadi batuan metamorf disebut dengan protolith. Protolith ini merupakan batuan panas dengan suhu kurang lebih dari 150 derajat celcius dan tekanan yang sangat tinggi.

Batuan metamorf ini juga mempunyai kegunaan yang sangat penting bagi manuasia. Melalui sebuah penelitian yang dilakukan pada batuan metamorf ini juga dapat diperoleh informasi yang sangat penting mengenai sebuah suhu dan juga tekanan yang terjadi jauh di dalam suatu permukaan bumi.

Namun saat ini batuan metamorf telah banyak yang tersingkap di permukaan bumi dikarenakan adanya erosi tanah dan juga pengangkatan. Batuan metamorf atau bisa juga disebut batuan malihan terbentuk dari proses metamorfisme.

Batuan ini juga memiliki jenis beragam dan berciri khas dalam struktur dan tesktur batu tersebut. Batuan ini memiliki peran penting bagi pengamatan tekanan dan suhu yang berada jauh di dalam permukaan bumi.


Proses Pembentukan Batuan Metamorf

1. Perubahan Tekanan

Tekanan (pressure) adalah faktor yang berfungsi mengontrol proses pembentukan batuan ini. Perubahan tekanan akan semakin tinggi bisa juga menyebabkan rekristalisasi (pengkristalan ulang) pada mineral dalam suatu kandungan batuan induk sebelumnya. Tekanan yang terjadi kurang lebih antara 1 – 10.000 bar (Jackson)

Perubahan tekanan ini juga dipengaruhi oleh berbagai hal. Pada umumnya, pengaruh utama berasa dari aktivitas tektonik dan vulkanik bumi. Penumpukan endapan dari batuan – batuan juga dapat menyebabkan tekanan berubah – ubah.


2. Aktivitas Kimia

Aktivitas kimia yang sangat berpengaruh dalam pembentukan batuan malihan, yaitu dengan dapat mengubah dan merekristalisasi batuan induk sebelumnya yang tidak perlu melewati fase cair.

Tempetur saat aktivitas kimia berlangsung sekitar 350 derajat Celcius sampai 1200 derajat Celcius. Sedangkan tekanan yang terbentuk ada diantara 1 – 10000 bar (Jackson)

Bentuk dari aktivitas kimia yang sering dijumpai adalah fluida dan gas pada jaringan batuan induk. Aktivitas kimia berperan untuk mengubah komposisi kimia dan mineral dalam batuan metamorf.

Fluida yang mudah ditemukan yaitu karbondioksida, asam hidroklorik, air, dan hidroflorik. Pada umumnya zat kimia tersebut berguna sebagai katalis dalam reaksi kimia.


3. Perubahan Temperatur

Temperatur yang berubah bisa diakibatkan karena perubahan gradient geothermal atau dapat disebut dengan intrusi magma. Selain hal tersebut, gesekan antar massa batuan menyebabkan temperatur mudah berubah dan akan berujung saat proses metamorfisme berlangsung.

Perubahan temperatur dapat terjadi dalam suhu sekitar 350 sampai 1200 derajat Celcius. Suhu atau temperatur berfungsi sebagai pengontrol saat proses pembentukan batuan berlangsung agar tidak memasuki fase cair terlebih dahulu. Sehingga proses metamorfisme berjalan lancar dan menghasilkan batuan yang sempurna.


4. Proses Perubahan Batuan Metamorf dari Batuan Asal

Batuan metamorf dapat terbentuk dari perubahan yang terjadi kepada batuan beku atau batuan sedimen, berikut ini yaitu prosesnya :

  • Magma mengalami pendingan sehingga membeku membentuk batuan beku.
  • Kemudian batuan beku dapat mengalami pelapukan dan erosi sehingga berbagai partikel-partikelnya dibawa ke tempat lain oleh air, angin, atau es.
  • Partikel yang tertumpuk disuatu tempat ini akan mengalami sedimentasi (pengendapan) sehingga membentuk batuan sedimen (beberapa batuan beku langsung menjadi batuan metamorf).
  • Lalu batuan sedimen yang tadi mengalami perubahan akan menjadi batuan metamorf karena adanya peningkatan suhu, tekanan atau juga kegiatan kimia.
  • Batuan metamorf kemudian dapat mendekati astenosfer dan berubah lagi akan menjadi magma baru. Siklusnya kemudian kembali kepada sebuah proses terbentuknya batuan beku.

Ciri-Ciri Batuan Metamorf (Malihan)

1. Warna Batuan Metamorf

Warna batuan metamorf ini sangat bervariasi, tergantung kepada batuan sebelumnya serta sebab dari perubahannya, berdasarkan warnanya ada beberapa batuan metamorf, yaitu sebagai berikut :

  • Kwarsa yakni berwarna putih jernih atau putih susu, tidak memiliki belahan.
  • Mika ialah yang memiliki belahan, apabila berwarna puti diberi nama muskovit, bila berwarna hitam diberi nama biotit.
  • Feldspar yaitu yang memiliki sebuah belahan dengan ciri tertentu, bila belahannya tegak lurus dan yang berwarna merah daging disebut dengan ortoklas, sedangkan bila belahannya yakni seperti kristal kembar berwarna putih atau abu-abu disebut sebagai plagioklas.

2. Tekstur Batuan Metamorf

Penilaian sebuah tekstur batuan metamorf juga dapat berhubungan dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral batuan tersebut.

Tekstur umum yang paling sering dijumpai ialah seperti berikut :

  • Kristaloblastik yaitu mineral batuan asal sudah mengalami kristalisasi, kemudian terjadi lagi proses kristalisasi ketika menjadi batuan metamorf.
  • Relik (sisa) yakni tekstur batuan metamorf yang masih terlihat tekstur batuan asalnya.

3. Struktur Batuan Metamorf

  • BerFoliasi adalah berbagai lapisan-lapisan pada batuan metamorf yang berbentuk seperti belahan. Merupakan penjajaran dari komposisi mineralnya.
  • Non-Foliasi merupakan salah satu batuan metamorf yang tidak memiliki berbagai lapisan-lapisan sehingga tidak terlihat penjajaran mineral-mineral dari penyusun batuan tersebut.

4. Komposisi Mineral Pembentuk Batuan Metamorf

Mineral pembentuk batuan metamorf disebut mineral metamorfik. Mineral ini hanya dapagt terbentuk pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi.

Beberapa mineral yang pasti terlibat dalam sebuah proses metamorfisme disebut dengan mineral indeks, antara lain termasuk silimanit, kyanit, stauroli, andalusi, dan juga beberapa garnet.

Mineral lainnya yang dapat ditemukan dalam batuan metamorf tetapi belum tentu terlibat dalam proses metamorfisme adalah olivin, piroksen, amphibol, mika, dan kwarsa.


5. Bentuk Kristal Batuan Metamorf

  • Euhedral ialah jika kristal berbentuk sempurna, dengan dibatasi oleh bidang kristal yang ideal (tegas, jelas teratur).
  • Subhedral yaitu kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak begitu jelas, sebagian teratur, sebagian tidak.
  • Anhedral yakni yang kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak teratur.

Dampak dari Metamorfosis

  • Ketika material dari luar permukaan bumi, seperti jenis-jenis sistem tata surya yakni meteorit atau komet yang jatuh ke permukaan bumi, atau apabila terjadi suatu ledakan gunung berapi yang sangat besar, tekanan yang sangat tinggi dapat terjadi pada sebuah batuan- batuan yang terkena dampaknya juga.
  • Tekanan- tekanan yang sangat tinggi tersebut dapat menghasilkan mineral yang hanya bisa sangat stabil pada tekanan yang sangat tinggi, seperti halnya polimorf SiO2 yaitu seperti koesit dan juga stishofit.
  • Selain itu mereka ini juga dapat menghasilkan terkstur yang dikenal sebagai shock lamellae di buturan- butiran mineral dan juga tekstur seperti atau menyerupai kerucut pecah dai batuan yang berdampak.

Jenis-Jenis Batuan Metamorf

1. Batuan Metamorf Berdasarkan Metamorfisme (Proses Pembentukannya)

  • Batuan Tipe Metamorfisme Kontak

Batuan jenis ini merupakan salah satu batuan metamorf yang terbentuk karena sebuah hal terjadinya kontak (interaksi) antara batuan asal dengan magma. Tentunya dengan magma yang sangat panas juga akan terjadi peningkatan suhu dan sebuah peningkatan tekanan sehingga dapat membuat batu tersebut akan berubah menjadi batuan yang baru.

Biasanya batuan yang terbentuk melalui suatu metamorfisme kontak juga memiliki ciri lebih keras, berkristal kasa, dan kompak. Contohnya ialah sebuah perubahan batu kapur menjadi batu marmer.

  • Batuan Tipe Metamorfisme Dinamo (Regional)

Batuan jenis ini merupakan suatu batuan metamorf yang dapat terbentuk karena mengalami perubahan akibat tekanan tinggi dari tenaga endogen dalam waktu yang sangat lama. Biasanya terjadi pada berbagai batuan dengan massa besar dan permukaan yang sangat luas.

Batuan yang juga bisa mengalami tipe metamorfisme ini cenderung jauh lebih keras, berfoliasi, terdiri dari susunan planar mineral yang sejajar. Contohnya yaitu pada perubahan batu lumpur menjadi batu tulis.

  • Batuan Tipe Metamorfisme Kataklastik

Batuan jenis ini merupakan sebuah batuan metamorf yang dapat terbentuk akibat deformasi mekanis. Contohnya ketika dua tubuh batuan ini dapat bergeser melewati satu sama lain sehingga terjadinya sebuah gesekan. Gesekan tersebut akan menyebabkan suatu peningkatan suhu sehingga tubuh batuan asal akan berubah juga.

  • Batuan Tipe Metamorfisme Tindihan

Batuan jenis ini merupakan salah satu batuan metamorf yang dapat terbentuk pada kedalaman beberapa ratus meter dari permukaan. Batuan ini juga terbentuk pada daerah yang suhunya jauh lebih besar dari 300 derajat celcius tanpa adanya stress diferensial.

Dikatakan batuan metamorf karena adanya sebuah pembentukan mineral baru walaupun struktur batuan secara fisik tidak mengalami suatu perubahan.

  • Batuan Tipe Metamorfisme Hidrotermal

Batuan jenis ini merupakan salah satu batuan metamorf yang bisa terbentuk pada suhu tinggi dengan tekanan sedang akibat dari cairan hidrotermal. Seringkali terjadi dalam batuan basalt yang juga kekurangan mineral hidrat.


2. Batuan Metamorf Berdasarkan Jenisnya

  • Batu Pualam atau Batu Marmer

Batu pualam atau marmer merupakan salah satu batu yang berasal dari batu gamping atau batu kapur dan yang memiliki campuran warna yang sangat berbeda-beda, mempunyai pita-pita warna, kristal-kristalnya sedang hingga sampai kasar. Apabila ditetesi asam akan dapat mengeluarkan bunyi mendesah.

Batu ini juga akan menjadi keras dan mengkilap jika dipoles. Batu ini dapat terbentuk karena batu kapur mengalami suatu perubahan suhu dan tekanan tinggi. Batu ini juga bisa digunakan sebagai bahan ubin.

  • Batu Sabak

Batu sabak merupakan suatu batu yang berasal dari batu serpih, yang pada umumnya berwarna abu-abu kehijau-hijauan dan hitam, dapat juga dibelah-belah menjadi beberapa lempeng-lempeng tipis.

Batu ini dapat terbentuk apabila batu serpih terkena suatu juga suhu dan tekanan tinggi. Batu ini bisa dijadikan sebagai bahan kerajinan atau juga bahan bangunan.

  • Batu Gneiss (Ganes)

Batu gneiss atau ganes merupakan sebuah batu yang pada umumnya berwarna putih keabu-abuan, terdapat goresan-goresan yang bisa tersusun atas mineral-mineral, mempunyai sebuah bentuk bentuk jajaran yang tipis dan terlipat pada sejumlah lapisan dan juga bisa terlihat urat-urat tebal yang terdiri dari beberapa butiran-butiran mineral.

Batu ini dapat terbentuk pada saat suatu batuan sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mendapatkan suatu tekanan dan temperatur yang tinggi. Batu ini juga bisa dijadikan sebagai kerajinan.

  • Batu Sekis

Batu sekis merupakan salah satu batu yang pada umumnya juga berwarna hitam, hijau dan ungu, mineralnya umumnya terpisah menjadi beberapa berkas-berkas bergelombang yang juga dapat diperlihatkan dengan kristal yang berkilau.

Batuan ini terbentuk dari suatu perubahan batuan-batuan yang berubah dalam bentuk pada taraf menengah. Batu ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber mika yang utama (komponen penting dalam industri elektronika).

  • Batu Kuarsit

Batu kuarsit merupakan suatu batu yang umumnya berwarna abu-abu, kekuningan, coklat, atau merah, yang juga sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil. Batu ini merupakan suatu perubahan dari batuan pasir yang mendapatkan suhu yang sangat tinggi. Batu ini juga dapat digunakan sebagai suatu bahan kerajinan atau pun kontruksi jalan raya.

  • Batu Milonit

Batu milonit merupakan sebuah batuan yang terdapat beberapa butir-butir halus, dapat dibelah, berwarna abu-abu, kehitaman, coklat, ataupun biru. Batu ini dapat terbentuk oleh terbentuknya beberapa mineral-mineral yang mengakibatkan sebuah pengurangan ukuran butir-butir batuan awal. Batu ini juga dapat digunakan sebagai salah satu bahan kerajinan.


Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ Batuan Metamorf : Pengertian, Proses Terbentuknya, Jenis, Dampak dan Ciri Terlengkap. Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.


Baca Juga Artikel Lainnya :

/* */