SeputarIlmu.com – Hai teman – teman online, pada kesempatan kali ini SeputarIlmu.com akan membahas mengenai artikel yang berjudul Lompat Tinggi. Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar olahraga Lompat Tinggi? Jika Belum mari kita simak penjelasan secara lengkap di bawah ini.
Pengertian Lompat Tinggi
Lompat tinggi merupakan salah satu cabang olahraga atletik dimana seorang atlet harus melakukan lompatan dengan setinggi-tingginya untuk mendapatkain poin dan melewati mistar tanpa bantuan alat apapun dengan menggunakan gaya apapun yang diperbolehkan.
Pengertian Lompat Tinggi Menurut Para Ahli
1. Menurut Munasifah (2008)
Lompat tinggi yakni sebagai suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan tujuan untuk memindahkan jarak vertikal titik berat badan setinggi mungkin.
2. Menurut Muhajir (2006)
Lompat tinggi yakni suatu bentuk gerakan melompat ke atas, yang dilakukan dengan cara mengangkat kaki kedepan dalam upaya membawa titik berat badan setinggi dan secepat mungkin jatuh/mendarat, yang mana diperlukan suatu tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai ketinggian tertentu.
3. Menurut Edy Purnomo (2011)
Lompat tinggi yakni suatu bentuk gerakan melompat yang bertujuan untuk mengangkat kaki ke atas untuk menaikan pusat masa tubuh (canter of gravity) dan berupaya untuk melewati mistar lompat tinggi agar tidak jatuh dengan melakukan sebuah tolakan pada satu kaki untuk dapat mencapai ketinggian yang setinggi-tingginya untuk mendapatkan poin.
Sejarah Lompat Tinggi
Pada abad ke-19 pertama kali lompat tinggi dilaksanakan di Olimpiade Skotlandia. Waktu itu, lompatan tertinggi dapat diraih oleh seorang atlet yang menggunakan gaya gunting dengan tinggi mencapai 1,68 meter. Selanjutnya dengan berjalannya waktu, gaya lompat tinggi telah dikembangkan oleh Michael Sweency yang merupakan warga Irlandia – Amerika.
Michael Sweency melakukan lompatan setinggi 1,97 meter pada abad ke-19 dengan menggunakan gaya yang menyamai gaya gunting,yakni gaya eastern cut-off. Tahun selanjutnya yaitu tahun 1912, seorang atlet bernama George Horine berhasil telah dapat mengembangkan teknik lompat agar lebih efisien dan mudah.
Teknik western roll adalah suatu teknik yang diciptakan George Horine, dimana lompatan yang berhasil ian lakukan setinggi 2,1 meter. Kemudian menyeusul pada tahun 1936, Cornelius Johnson juga telah berhasil melakukan lompatan setinggi 2,03 meter pada Olimpiade Berlin.
Beberapa waktu dekade kemudian teknik lompat tinggi mulai berkembang kembali. Teknik straddle diciptakan oleh Charles Dumas seseorang yang merintis sebuah teknik yang tersebut yang berbuah sukses, Pada 1956, teknik tersebut berhasil membawa keberhasilan lompatan yang mencapai ketinggian 2,13 meter.
Pada masa itu, teknik straddle pun dianggap sangat efisien untuk dapat menghasilkan lompatan yang tinggi. Selanjutnya, pada 1960 seorang pria asal Amerika berhasil mendapatkan lompatan setinggi 2,23 meter. Tetapi, pencapaian tersebut rupanya berhasil dikalahkan oleh Valery Brumel pada tahun 1964.
Pada saat itu Valery Brumel berhasil mendapat medali emas di Olimpiade karena berkat lompatan setinggi 2,28 meter yang telah ia dilakukan. Sampai saat ini, sudah banyak atlet yang mengembangkan teknik dari Valery Brumel hingga terdapat beberapa teknik dalam olahraga lompat tinggi.
Teknik Lompat Tinggi
1. Teknik Awalan
Teknik awalan yakni suatu teknik dasar lompat tinggi untuk seorang atlet dalam melakukan lompatan. Seringnya mereka melakukan teknik awalan dimulai dengan berlari. Lari yang dilakukan dengan kecepatan yang rendah sampai kecepatan tinggi, tidak sekencang lari dalam lompat jauh.
Teknik awalan dapat dilakukan sesuai dengan strategi ancang-ancang dari masing-masing atlet sampai mendapatkan momentum untuk melakukan tolakan. Adapun beberapa cara untuk melakukan teknik awalan, yaitu sebagai berikut:
- Pastikan atlet menggunakan awalan berlari dengan kecepatan sedang menuju mistar dengan sudut tepat sesuai gaya yang atlet digunakan sampai ditahap kecepatan yang tinggi. Hal ini dikarenakan setiap gaya lompat tinggi mempunyai sudut awalan yang berbeda-beda. Dimana tujuannya dapat memaksimalkan tolakan atau lompatan.
- Lakukan ancang-ancang dengan cara mengambil langkah sekitar 9 sampai 15 langkah sebelum dilakukannya tolakan.
- Usahakan atlet menggunakan kaki terkuat untuk dilakukannya tolakan, agar mampu menghasilkan lompatan yang maksimal.
2. Teknik Tolakan
Teknik tolakan yakni suatu teknik yang biasa dilakukan dengan cara menggunakan kaki terkuat agar seluruh tubuh terangkat hingga menuju dan melewati mistar. Tugas kaki ini tidak semata melakukan tolakan dengan kaki terkuat, tetapi juga melakukan ayunan menggunakan kaki yang lainnya. Tujuannya tentu untuk menghasilkan hasil lompatan yang tinggi.
Terdapat beberapa hal yang mesti dilakukan para atlet sebelum melakukan tolakan yaitu harus memastikan tubuhnya tidak menyentuh mistar. Maka dari itu seorang atlet, apalagi yang masih pemula harus dapat memahami teknik dasar lompat tinggi. Adapun beberapa cara melakukan tolakan lompat tinggi dengan teknik tolakan, yaitu sebagai berikut:
- Lakukan tolakan dengan menggunakan kaki terkuat atau paling dominan.
- Usahakan ketika melakukan tolakan, posisi badan sedikit condong ke belakang. Kecuali atlet menggunakan gaya flop.
- Lakukanlah tolakan dengan cepat dan kuat atau tenaga penuh agar dapat menghasilkan lompatan yang tinggi karena dorongan yang didapat besar.
- Jangan lupa untuk dapat mengayunkan lengan agar mampu mendapatkan tambahan daya dorong yang maskismal.
3. Teknik Melayang di Udara
Teknik melayang di udara yaitu teknik yang dilakukan dengan cara memposisikan tubuh dengan sedemikian rupa. Caranya yaitu saat melakukan lompatan atau melakukan tolakan gunakanlah kaki yang terkuat. Saat tubuh melayang di udara melewati (tanpa menyentuh) mistar, usahakan untuk dapat memposisikan tubuh sesuai gaya lompat tinggi yang digunakan.
Terdapat beberapa gaya yang dapat dilakukan oleh atlet saat melayang diudara, yakni gaya gunting, gaya gulingsisi, gaya straddle dan gaya flop. Gaya-gaya tersebut dapat dilakukan dengan cara disesuaikan dengan keinginan dan kemampuan atlet, dimana tujuannya hanya satu, yakni mendapatkan lompatan setinggi-tingginya.
d. Teknik Mendarat
Tahap terakhir lompat tinggi adalah melakukan pendaratan. Teknik pendaratan yaitu teknik yang memiliki tujuan agar atlet dapat mendarat diatas matras dengan sempurna. Meskipun pendaratan ini sifatnya bukan yang utama dalam penilaian. Namun, mendarat dengan cara baik akan terhindar dari resiko cedera. Sederhananya, penilaian dari lompat tinggi terletak dari hasil lompatan yang setingi-tingginya.
Gaya Lompat Tinggi
1. Gaya Guling (Straddle)
Gaya guling atau straddle yakni suatu teknik yang dilakukan dengan cara melompat lalu melewati mistar dengan keadaan tubuh yang lurus menghadap ke bawah agar atlet bisa melewati mistar dengan sempurna lalu mendarat dengan cara mengguling. Gaya ini juga memerlukan timing yang tepat.
2. Gaya Gunting
Gaya gunting yakni suatu teknik lompat tinggi yang pertama kali digunakan. Teknik gunting dapat dilakukan dengan cara melompat setinggi mungkin, kemudian mengangkat kedua kaki mengarah ke depan sehingga mampu melewati mistar yang telah ditentukan. Teknik gunting memerlukan waktu yang tepat agar kaki dapatmelewati mistar tanpa menyentuh mistar tersebut.
3. Gaya Guling Sisi (Western Roll)
Gaya guling sisi atau western roll yakni suatu teknik yang hampir menyerupai dengan teknik stranggle. Yang dapat membedakan keduanya hanya terletak pada posisi saat berada di udara, apabila menggunakan teknik stranggle atlet harus menghadap ke bawah, sedangkan apabila menggunakan teknik western roll atlet harus menghadap ke arah samping.
4. Gaya Flop
Gaya flop yakni suatu teknik yang sangat populer dan sering digunakan pada masa kini, hal ini dikarenakan gaya flop lebih efektif dalam melewati mistar. Teknik flop dapat dilakukan dengan cara membalikkan badan ketika di atas udara untuk meminimalisir bagian tubuh menyentuh mistar dan dapat menciptakan ketinggian yang sangat maksimal, walaupun sebenarnya teknik ini sangat sulit dilakukan karena harus melakukan latihan yang rutin.
Lapangan Lompat Tinggi
- Penopang mistar dimana berada pada tiap – tiap tiang penyangga, dimana memiliki ukuran dari penopang mistar ialah 4 x 6 cm.
- Area / jalur awalan berbentuk serupa bagai bujur sangkar maupun setengah lingkaran dimana mempunyai jarak dari tepi ke titik pusat sejauh 15 meter. Jarak awalan biasanya akan digunakan peserta sebelum melakukan adanya tolakan.
- Daerah tolakan terletak disekitar depan maupun bawah mistar, dimana daerah ini dibuat sedatar mungkin, bersih, dan juga tidak licin. Hal ini dilakukan untu meminimalisir terjadinya kegelinciran saat atlet melakukan tolakan.
- Mistar dibuat panjang dengan ketentuan sekitar 3,98-4,02 meter serta berat maksimal 2 kilogram, disangga dengan menggunakan penyangga mistar yang mana dapat diletakan secara bersejajar terhadap jarak yang sama serta panjang mistar. Tiang penyangga wajib memiliki ukuran disalah satunya sebagai penentu tinggi mistar maupun tinggi lompatan.
- Tempat pendaratan / matras berukuran 3 × 5 meter dimana dibuat menggunakan bahan busa dengan memiliki ketebalan 60 cm dan bagian atasanya ditutup kembali menggunakan matras dengan ketebalan mencapai 10-20 cm.
Peraturan Lompat Tinggi
- Penolakan harus dapat dilakukan dengan satu kaki.
- Para peserta harus dapat mengenakan seragam dan semua perlengkapa mereka telah memenuhi standar yang ditentukan oleh panitia, contohnya yaitu jenis sol sepatu yang diizinkan.
- Para peserta tidak diizinkan untuk dapat menjatuhkan mistar.
- Atlet akan berlomba untuk dapat melewati mistar ke batas tertinggi yang bisa dicapai.
- Setiap atlet lompat mempunyai 3 kesempatan untuk melompati mistar pada ketinggian yang sama. Apabila atlet tidak melebihi batas yang ditentukan pada tiga kesempatan ini, atlet akan dinyatakan gagal.
Manfaat Lompat Tinggi
1. Menambah Tinggi Badan
Olahraga lompat tinggi yang dilakukan ternyata juga dapat menambah tinggi badan. Proses dalam teknik tolakan dan lompatan pada lompat tinggi membantu tubuh dalam meregangkan otot-otot kaki. Otot kaki yang terjadi peregangan pada saat melakukan lompat tinggi tersebut akan mengakibatkan terjadinya peningkatan pada tinggi badan.
2. Melatih Otot Kaki
Otot kaki menjadi tumpuan utama ketika melakukan olahraga lompat tinggi. Dalam lompat kaki, pijakan kaki saat melakukan tolakan juga harus kuat. Dimana hal tersebut memiliki tujuan untuk dapat memperoleh lompatan yang tinggi. Maka dari itu, melakukan olahraga lompat tinggi secara rutin mampu memperkuat otot kaki karena terbiasa melakukan pijakan dengan kuat.
3. Meningkatkan Keseimbangan
Lompat tinggi juga ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan keseimbangan tubuh. Hal ini dikarenakan, setelah melakukan tolakan padaa lompat tinggi tubuh harus seimbang saat berada dalam posisi melayang. Dimana hal tersebut dapat dilakukan, untuk menghindari tubuh mengenai mistar dan terjatuh sebelum melewati mistar. Secara otomatis akan membantu meningkatkan keseimbangan tubuh bila dilakukan secara rutin.
4. Meningkatkan Koordinasi Tubuh
Koordinasi tubuh yaitu suatu sistem yang akan mengatur kerja organ-organ tubuh. Dimana dengan melakukan olahraga lompat tinggi, peredaran darah pada tubuh semakin lancar. Hal tersebut akan membantu untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada otak. Terpenuhinya kebutuhan oksigen yang baik pada tubuh akan berpengaruh terhadap kerja otak dan saraf pada otak.
5. Meningkatkan Stamina Tubuh
Lompat tinggi secara rutin juga memiliki manfaat untuk meningkatkan stamina tubuh. Dimana tubuh yang melakukan aktivitas fisik maupun metal akan merasakan efek yang baik juga untuk tubuh. Maka, tubuh juga akan terbiasa melakukan aktivitas lompat tinggi yang dikategorikan aktivitas berat. Kebiasaan melakukan lompat tinggi akan meningkatkan stamina tubuh akan terbentuk dengan sendirinya.
Demikianlah pembahasan artikel mengenai Lompat Tinggi Semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu kita semua dalam menemukan solusi yang terbaik. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Terima kasih.
Baca Juga Artikel Lainnya :