√ Tanam Paksa : Pengertian, Sejarah, Latar Belakang, Dampak & Tujuannya Terlengkap
SeputarIlmu.Com – Hallo para pencari ilmu, jumpa kembali dalam artikel di seputarilmu.com. Kali ini akan membahas mengenai Tanam Paksa. Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai istilah Tanam Paksa? Simak penjelasan terlengkapnnya di bawah ini.
Pengertian Tanam Paksa
Sistem Tanam Paksa, Sistem Kulvasi, Sistem Budidaya atau Cultuurstelsel merupakan suatu peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada tahun 1830 yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu dan tarum (nila).
Tanam paksa (Cultuurstelsel) merupakan sebuah sistem peraturan yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda kepada para penduduk untuk menanam tanaman tertentu dan hasilnya wajib diserahkan kepada pemerintah kolonial melalui penguasa setempat.
Sejarah Tanam Paksa
Pada tahun 1830 pemerintah kolonial Belanda sudah hampir bangkrut setelah terlibat dalam perang Diponegoro (1925-1930).
Kemudian gubernur jendral Judo mendapatkan perintah untuk menjalankan program cultuurstelsel (tanam paksa) guna menutupi defisit anggaran pemerintah kolonial serta mengisi kas pemerintah kolonial yang kala itu sedang kosong.
Sistem Cultuurstelsel awal mulanya dilakukan karena pemerintah kolonial Belanda beranggapan bahwa desa di pulau Jawa memiliki hutang sewa tanah pada pemerintah kolonial. Dimana penduduk desa harus membayar biaya sewa sebesar 40 persen dari hasil utama dari desa tersebut.
Latar Belakang Tanam Paksa
- Di Benua Eropa Belanda terlibat dalam sebuah peperangan pada masa kepemimpinan Napoleon yang sehingga menghabiskan biaya yang amat besar.
- Terjadinya sebuah perang Diponegoro (1825-1830) yang merupakan sebuah perlawanan rakyat jajahan termahal bagi Belanda. Perang Diponegoro menghabisakan biaya kurang lebih 20.000.000 gulden.
- Terjadinya sebuah perang kemerdekaan Belgia yang diakhiri dengan pemisahan Belgia dari Belanda pada tahun 1830.
- Pada waktu itu kas negara Belanda kosong dan utang yang ditanggung Belanda sangat besar.
- Dari pemasukan penanaman kopi tidak banyak menghasilkan uang
- Terhentinya sebuah produksi tanaman ekspor pada sistem sewa tanah berlangsung.
- Kegagalan usai mempraktekkan sebuah gagasan liberal 1816 – 1830 yang mengeksploitasi tanah jajahan untuk memberikan keuntungan yang besar bagi penjajah.
Tujuan Tanam Paksa
Untuk memperoleh pendapatan yang besar dan mempunyai kewajiban untuk menanam tanaman yang laku serta dibutuhkan di pasar Eropa.
Dampak Tanam Paksa
Bagi Indonesia
- Rakyat terbebani karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya, mengikuti kerja rodi serta membayar pajak.
- Ladang yang dimiliki oleh penduduk menjadi tidak terawat karena harus melakukan kerja rodi yang berkepanjangan.
- Munculnya wabah penyakit.
- Munculnya kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.
- Semua rakyat Indonesia jadi mengenal tanaman dengan kualitas ekspor.
- Semua rakyat Indonesia jadi mengetahui teknik menanam berbagai jenis tanaman baru.
Bagi Kolonial Belanda
- Kas kolonial Belanda yang awalnya kosong menjadi terisi kembali.
- Hutang-hutang pemerintah kolonial terlunasi.
- Perdagangan berkembang pesat.
- Amsterdam sukses menjadi kota pusat perdagangan dunia.
Aturan Sistem Tanam Paksa
- Para penduduk menyediakan sebagian dari tanahnya untuk pelaksanaan Sistem Tanam Paksa.
- Tanah pertanian yang disediakan oleh penduduk untuk pelaksanaan sebuah Sistem Tanam Paksa tidak melebihi seperlima dari tanah pertanian yang dipunyai oleh penduduk desa.
- Waktu dan pekerjaan yang dibtuhkan untuk menanam sebuah tanaman Tanam Paksa tidak boleh melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman padi.
- Tanah yang disediakan oleh penduduk desa bebas dari pajak.
- Adanya sebuah cultuur prosenten (presentasi keuntungan) yang diberikan kepada pengawas tanam paksa.
- Hasil dari tanaman sistem tanam paksa diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda. Bila harganya di perkirakan melebihi pajak tanah yang harus di bayar oleh rakyat, oleh karena itu kelebihan itu diberikan kepada penduduk.
- Kegagalan dalam panen yang bukan kesalahan petani akan menjadi tanggung jawab pemerintah.
- Penduduk desa yang bekerja di tanah-tanah dalam pelaksanaan Tanam Paksa berada di bawah pengawasan langsung oleh penguasa pribumi, sedangkan pegawai-pegawai Eropa yang melakukan pengawasan secara umum.
- Bagi yang tidak memiliki tanah akan dipekerjakan pada sebuag perkebunan atau pabrik milik pemerintah selama 65 hari setiap tahun.
Penentang Tanam Paksa
1. Edward Douwes Dekker
Douwes Dekker ialah seorang pejabat Belanda yang menyukai rakyat pribumi, ia bahkan menggunakan nama samaran “multatuli”.
Rasa cintanya kepada penduduk pribumi membuatnya menulis sebuah buku berjudul Max Havelaar (Persekutuan Dagang Belanda) pada tahun 1859, yang mana menceritakan kesengsaraan rakyat Indonesia akibat sistem tanam paksa.
2. Baron Van Hoevel
Baron Van Hoevel melihat kesengsaraan rakyat akibat adanya sistem tanam paksa. Lalu setelah pulang ke Belanda, ia terpilih menjadi anggota parlemen.
Saat menjadi anggota parlemen, ia sering kali melakukan protes keras agar pemerintah kolonial menghapus sistem tanam paksa. Dan akhirnya secara bertahap pemerintah Belanda menghapus sistem tanam paksa.
Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ Tanam Paksa : Pengertian, Sejarah, Latar Belakang, Dampak dan Tujuan Terlengkap. Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.
Baca Juga Artikel Lainnya :
[irp posts=”4858″ name=”√ Perang Dingin : Pengertian, Sejarah, Latar Belakang, Akhir Perang dan Dampak Terlengkap”]
[irp posts=”1018″ name=”√ Perjanjian Linggarjati : Latar Belakang, Isi, Hasil, Dampak & Tokohnya Lengkap”]
[irp posts=”966″ name=”√ Sejarah Perjanjian Renville : Latar Belakang, Waktu, Tokoh, Isi & Dampaknya Terlengkap”]
[irp posts=”1030″ name=”√ Perjanjian Roem Royen : Latar Belakang, Tujuan, Isi, Hasil & Dampaknya Lengkap”]
[irp posts=”995″ name=”√ BPUPKI : Pengertian, Sejarah, Anggota, Tugas, Sidang & Tujuannya Terlengkap”]