SeputarIlmu.Com – Hallo para pencari ilmu, jumpa kembali dalam artikel di seputarilmu.com. Kali ini akan membahas mengenai Bintang.
Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai istilah Bintang? Simak penjelasan terlengkapnnya di bawah ini.
Pengertian Bintang
Bintang merupakan sebuah bola plasma besar yang memancarkan cahaya ke seluruh alam semesta. Sementara hanya ada satu bintang di tata surya kita, ada miliaran bintang di seluruh galaksi kita dan secara eksponensial lebih banyak di miliaran galaksi di alam semesta.
Bintang juga dapat diartikan sebagai salah satu benda langit yang bisa memancarkan cahayanya sendiri. Menurut ilmu astronomi, bintang didefinisikan seabagai semua benda massif (bermassa antara 0,08 hingga 200 kali massa matahari) yang sedang atau pernah melakukan pembangkitan energi melalui fusi nuklir.
Penamaan Bintang
Terdapat sebuah konsep yang telah dipakai oleh manusia dari zaman dulu sampai pada zaman sekarang. Prinsip konsep ini yakni dengan membayangkan pola tebentuk yang dibentuk oleh beberapa bintang yang menonjol setelah itu menghubungkannya dengan aspek tertentu dari alam atau juga mitologi mereka, konsep tersebut disebut dengan konsep rasi bintang.
Satu satunya otoritas yang diakui oleh secara internasional di dalam penamaan benda angkasa yakni Persatuan Astronom Internasional βIAUβ kendati demikian banyak nama bintang yang diwarisi sebelum IAU itu berdiri.
Nama bintang itu dapat berasal dari kebudayaan kuno, nama tersebut juga banyak yang berasal dari bahasa latin serta bahasa arab, mungkin karena bangsa Arab itu sangat familiar dengan bintang-bintang tersebut.
Sejarah Terbentuknya Bintang
Bintang telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak zaman dahulu kala. Bintang dulunya sering digunakan dalam praktik keagamaan, navigasi dan penentuan kalender. Pada hakikatnya, bintang adalah sebuah bola gas besar yang terbentuk dari gas dan debu.
Bintang terbentuk di dalam awan molekul, sebuah area yang luas dengan kerapatan yang tinggi. Sebagian besar komponen yang terdapat pada awan ini adalah hidrogen, helium dan beberapa elemen berat lain.
Proses terbentuknya bintang biasanya diawali dengan ketidakstabilan gravitasi di dalam awan molekul. Gangguan ini biasanya dipicu oleh gelombang dari supernova akibat benturan dua galaksi.
Ketidakstabilan gravitasi ini akan membuat awan yang massanya dapat mencapai ribuan kali massa matahari ini runtuh dengan gaya gravitasinya sendiri.
Bintang bintang ini terbentuk secara berkelompok karena awan molekul yang runtuh sangatlah besar, kemudian barulah mereka terpecah menjadi konglomerasi individual.
Lama kelamaan bintang tersebut akan semakin bertambah kerapatannya. Pada proses ini energi gravitasi akan diubah menjadi energi panas sehingga meningkatkan temperaturnya.
Ketika tercapainya kesetimbangan hidrostatik, maka sebuah protobintang akan terbentuk di intinya. Ketika peningkatan temperatur di inti protobintang mencapai angka 10 juta derajat kelvin, maka hidrogen di inti akan menjadi helium dalam suatu reaksi termonuklir. Proses ini berlangsung selama puluhan juta tahun.
Apabila kandungan hidrogen di inti bintang habis, maka inti tersebut akan mengecil dan membebaskan energi panas dan memanaskan lapisan luar bintang. Lapisan luar yang masih mengandung banyak hidrogen ini akan mengembang dan warnanya menjadi merah.
Seiring berjalannya waktu bintang terbsebut akan menjadi bintang superaksasa merah kemudian membentuk nova hingga akhirnya ia kolaps dan hancur. Bintang yang hancur ini bisa berubah menjadi bintang neutron atau lubang hitam, tergantung dengan kondisinya.
Ciri-Ciri Bintang
1. Diameter Bintang
Karena jaraknya yang luar biasa jauh dari matahari, semua bintang (kecuali matahari yang jaraknya paling dekat), tampak seperti titik titik kecil apabila dilihat dari bumi dengan mata telanjang.
Tetapi ukuran sebenarnya dari bintang sangatlah beragam, ada bintang yang ukurannya hanya 20 β 40 km, ada pula yang ukurannya mencapai 900 juta km.
2. Kinematika (Pergerakan) Bintang
Pengamatan kinematika bintang biasanya dinilai dengan kecepatan radialnya menuju atau menjauhi matahari dan pergeserannya secara melintang.
Melalui informasi ini maka ilmuan dapat mengetahui asal mula, umur, bahkan struktur dan evolusi bintang dan galaksi di sekitarnya.
3. Komposisi Bintang
Bintang bintang yang ada di galaksi kita massanya terdiri dari sekitar 71 % hidrogen dan 27 % helium serta sisanya biasa adalah molekul yang lebih berat.
Karena unsur unsur berat terus bertambah di awan molekul (tempat terbentuknya bintang), maka unsur yang dimiliki suatu bintang menjadi faktor penting untuk mengetahui umur bintang tersebut. Selain itu unsur yang dimiliki suatu bintang dapat memberikan informasi tentang sistem planet pada bintang tersebut.
4. Massa Bintang
Massa dari bintang juga sangat bervariasi, yang pasti suatu benda dapat dikatakan bintang apabila ia menghasilkan cahayanya sendiri dan memiliki massa 0,08 β 200 kali massa matahari. Salah satu bintang yang paling massive adalah Eta Carinae, Massanya 100 β 150 kali massa matahari.
5. Struktur Inti Bintang
Suatu bintang akan terbentuk apabila memiliki bagian inti yang setimbang secara hidrostatis. Kesetimbangan hidrostatis ini terjadi ketika tekanan dari dalam ke luar bintang mengimbangi gaya gravitasi yang menarik bintang dari luar ke dalam. Selain berada dalam kesetimbangan hidrostatis, inti bintang juga mempertahankan kesetimbangan termal (suhu).
6. Medan Magnet Bintang
Medan magnet bintang dihasilkan dari bagian inti bintang, dimana terjadinya gerakan plasma yang berfungsi seperti sebuah dinamo.
Medan magnet yang dihasilkan tersebut akan meliputi seluruh bintang. Massa, kandungan bintang dan aktivitas pada permukaan sebuah bintang merupakan faktor yang menentukan kekuatan dari medan magnet yang dimiliki bintang tersebut.
7. Rotasi Bintang
Alat yang dilakukan untuk mengukur laju rotasi sebuah bintang disebut Spektroskopi, cara lain yang juga sering digunakan adalah sengan mangamati laju rotasi bintik bintang.
Bintang yang lebih muda biasnaya memiliki laju rotasi yang lebih cepat dibandingkan bintang yang lebih tua. Medan magnet dan angin bintang akan mempengaruhi laju rotasi bintang tersebut.
8. Suhu Bintang
Suhu permukaan suatu bintang akan ditentukan oleh energi di intinya, biasanya suhu suatu bintang ini diperkirakan dari indeks warna bintang. Bintang masif biasnaya memiliki suhu hingga 50.000 derajat celcius.
9. Umur Bintang
Umur bintang yang banyak ditemui saat ini biasanya ialah sekitar 1 β 10 milyar tahun. Ada bintang yang mungkin lebih tua sedikit, adapula yang lebih muda.
Perkiraan umur sebuah bintang dapat dilihat dari massanya, biasanya semakin tinggi massa sebuah bintang maka semakin muda bintang tersebut.
Jenis-Jenis Bintang
1. Jenis Bintang Berdasarkan Efek Luminosistas
- 0 (Maha-Maha Raksasa)
- I (Maharaksasa)
- II (Raksasa Terang)
- III (Raksasa)
- IV (Sub-Raksasa)
- V (Deret Utama)
- VI (Sub-Katai)
- VII (Katai Putih)
2. Jenis Bintang Berdasarkan Suhunya
- O (Lebih dari 33.000 derajat Kelvin)
- B (10.500-30.000 derajat Kelvin)
- A (7.500-10.000 derajat Kelvin)
- F (6.000-7.200 derajat Kelvin)
- G (5.500-6.000 derajat Kelvin)
- K (4.000-5.200 derajat Kelvin)
- M (2.600-3.850 derajat Kelvin)
Contoh Bintang
1. Alpha Centauri
Alpha Centauri dikenal juga sebagai Rigil Kentaurus adalah bintang paling cerah dalam rasi Centaurus. Walaupun bentuknya itu seperti satu titik apabila dilihat dengan menggunakan mata telanjang, bintang ini aslinya memiliki tiga komponen bintang.
Diantaranya yaitu :
- Alpha Centauri A (Ξ± Cen A)
- Alpha Centauri B (Ξ± Cen B
- Proxima Centauri (Ξ± Cen C)
Alpha Centauri merupakan sistem bintang terdekat dari Bumi kita, dengan jarak 4,2 sampai 4,4 tahun cahaya.
2. Wolf 359
Wolf 359 merupakan salah satu jenis bintang katai merah yang letaknya itu di konstelasi Leo, dan dekat ekliptika. Yang berjarak itu sekitar 7,8 tahun cahaya dari Bumi, serta memiliki magnitudo tampak sebesar 13,5 serta hanya bisa dilihat dengan teleskop besar.
Wolf 359 ini merupakan salah satu bintang terdekat dengan tata surya kita, setelah Alpha Centauri, Proxima Centauri, serta bintang Barnard. oleh karena dekatnya pada Bumi ini menyebabkan Bintang tersebut banyak disebut di dalam beberapa karya fiksi.
3. Lalande 21185
Lalande 21185 yakni sebuah bintang merah kecil di konstelasi Ursa Major. Yang berjarak sekitar 8,3 tahun cahaya dari Bumi. Walaupun relatif dekat, namun demikian terlalu redup apabila dilihat dengan mata telanjang.
Di dalam waktu sekitar 19.900 tahun, Lalande 21185 ini akan berada pada jarak terdekatnya sekitar 4,65 ly (1,43 pc) dari Matahari.
4. Sirius
Sirius ialah suatu bintang paling terang di langit malam yang terletak di rasi Canis Major. Sirius ini dapat dilihat hampir di semua tempat di permukaan Bumi kecuali oleh orang-orang yang tinggal pada lintang di atas 73,284Β° utara. Sirius ini merupakan salah satu sistem bintang terdekat dengan Bumi pada jarak 2,6 parsec atau 8,6 tahun cahaya.
Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai β Bintang : Pengertian, Sejarah, Ciri, Jenis & Contohnya Lengkap. Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.
Baca Juga Artikel Lainnya :