Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia

√ Jenis & Ciri Manusia Purba Di Indonesia : Pengertian, Sejarah & Gambarnya [ LENGKAP ]

SeputarIlmu.Com – Manusia yang ada pada zaman sekarang telah mngalami proses perkembangan yang sangat panjang. Dari proses itu muncullah manusia seperti saat ini yang telah memiliki kecerdasaan tinggi sehingga mampu menciptakan teknologi maju. Manusia yang hidup pada zaman prasejarah dapat dilihat pada zaman sekarang dalam berbentuk fosil. Fosil manusia yang ditemukan di indoneisa dalm perkembangan terdiri dari beberapa jenis. Masing-masing jenis mewakili zaman dimana ia hidup. Untuk lebih jelasnya lagi simak ulasan dibawah berikut ini.

√ Jenis & Ciri Manusia Purba Di Indonesia : Pengertian, Sejarah & Gambarnya [ LENGKAP ]


Pengertian Manusia Purba

Manusia purba juga disebut dengan Prehistoric People (Manusia Prasejarah) merupakan jenis manusia yang hidup pada zaman belum mengenal tulisan. Para pakar ahli sejarah sangat meyakini bahwa manusia purba telah hidup mendiami bumi ini semenjak 4 juta tahun yang lalu.

Jika dilihat dari cirinya manusia purba juga mempunyai volume otak yang lebih besar dibanding manusia modern zaman sekarang. Untuk mengetahui kehidupan manusia purba di Indonesia, kita dapat melakukan dengan 2 cara, yaitu :

Melalui sisa-sisa tulang manusia, hewan, tumbuhan yang telah menjadi batu atau menjadi fosil.
Melalui peninggalan peralatan dan perlengkapan yang digunakan oleh manusia purba sebagai hasil budaya manusia, seperti peralatan rumah tangga, senjata, bangunan, dan perhiasan.


Sejarah Manusia Purba Di Indonesia

Manusia purba hidup pada zaman dulu dan belum mengenal tulisan serta hidup dengan cara yang sangat sederhana sekali, yaitu masih sangat bergantung pada alam. Para ilmuwan sejarah di seluruh dunia sebagian besar menganut teori evolusi kera atau yang dikenal dengan teori Australopithecus yang telah punah sebagai ras nenek moyang manusia.

Sebenarnya terjadi perbedaan yang sangat signifikan dan jauh sama sekali tidak ada hubungannya antara manusia dan kera. Perbedaan tersebut tidak bisa dijelaskan oleh mereka dengan mata rantai yang hilang atau dikenal dengan sebutan missing link.


Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia

1. Meganthropus Paleojavanicus

Meganthropus Paleojavanicus

Kata Meganthropus berasal dari dua kata yakni megas yang artinya besar dan anthropus yang artinya manusia. Sedangkan, kata Paleojavanicus berasal dari kata paleo yang artinya tua dan javanicus yang artinya Jawa. Meganthropus paleojavanicus berarti manusia purba dari jawa yang bertubuh besar. Manusia purba ini diyakini merupakan makhluk tertua yang pernah hidup dipulau Jawa. Manusia Purba ini diperkirakan hidup sekitar 1-2 juta tahun yang lalu. Fosil rahang bawah dan rahang atas manusia purba ini ditemukan oleh Von Koenigswald di Sangiran pada tahun 1936 dan 1941. Von koenigswald menemukan bahwa Meganthropus ini memiliki rahang bawah yang tegap dan geraham yang besar, tulang pipi tebal, tonjolan kening yang mencolok dan tonjolan belakang kepala yang tajam serta sendi-sendi yang besar, melihat kondisi fisik nya disimpulkan bahwa meganthropus ini pemakan tumbuh-tumbuhan.

Ciri – Ciri Meganthropus Paleojavanicus

  • Makanan yang dimakan berupa jenis tumbuh – tumbuhan.
  • Tidak mempunyai dagu sehingga lebih mirip dengan kera.
  • Mempunyai tonjolan yang tajam di belakang kepalanya.
  • Mempunyai tulang pipi yang tebal dengan tonjolan kening yang sangat mencolok.
  • Mempunyai rahang bawah yang tegap dan geraham yang besar
  • Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat.
  • Mempunyai postur tubuh yang tegap.

2. Pithecanthropus

Pithecanthropus

Pithecanthropus berarti manusia kera. seorang peneliti bernam Eugene Dubois yang pertama kali yang menemukan fosil manusia purba jenis ini. Pada tahun 1891, ia menemukan bagian rahang, gigi, dan sebagian tulang tengkorak. manusia kera ini berjalan tegak dengan dua kaki dan diperkiraan hidup pada 700.000 tahun yang lalu. Dubois menemukan fosil Pithecanthropus di trinil daerah ngawi pada saat sungai bengawan solo sedang kering , kemudian fosil tersebut dinamai pithecanthropus erectus dikenal dengan nama homo erectus. Pithecanthropus memilik ciri-ciri tinggi badan antara 750-1300 cc dan berat badan 80-100 kg.

dari sumber penelitian diperkirakan pithecanthropus adalah manusia purba yang pertama kalinya mengenal api sehingga terjadi beberapa perubahaan pola yang tadi nya makan makanan dari alam seperti tumbuh”an, menjadi berburu binatang untuk makanan.

Jenis-Jenis Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia yaitu sebagai berikut :

A. Pithecanthropus Erectus

Penemu fosil Pithecanthropus Erectus adalah seorang dokter Belanda bernama Eugene Dubois. Awalnya ia mengadakan penelitian di Sumatera Barat tetapi tidak menemukan apa-apa, lalu pindah ke pulau Jawa. Ia pun berhasil menemukan fosil Pithecanthrophus Erectus di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891. Pithecantrophus Erectus sendiri berarti manusia kera yang berjalan tegak. Fosil yang ditemukan adalah berupa tulang rahang atas, tulang kaki, dan tengkorak. Fosil Pithecanthrophus Erectus sendiri ditemukan pada masa kala Pleistosen tengah.

Berdasarkan hasil penelitian, Pithecanthrophus Erectus hidup dengan berburu kemudian mengumpulkan makanan serta hidup secara nomaden yang artinya selalu berpindah – pindah tempat untuk mencari sumber bahan makanan dari satu tempat ke tempat lain atau untuk melakukan pemburuan hewan – hewan.

Ciri – Ciri Pithecanthropus Erectus Yaitu Sebagai Berikut :

  • Volume otaknya diantara 750 – 1350 cc.
  • Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm.
  • Postur tubuh yang tegap tetapi tidak setegap meganthropus.
  • Memiliki gigi geraham yang besar dengan rahang yang sangat kuat.
  • Memiliki hidung yang tebal.
  • Memiliki tonjolan kening yang tebal dan melintang di dahi dari sisi ke sisi.
  • Wajah menonjol ke depan serta dahinya miring ke belakang.
  • Pada bagian belakang kepala terlihat menonjol yang mirip dengan wanita berkonde.
  • Memiliki alat pengunyah dan alat tengkuk yang sangat kuat.

B. Pithecanthrophus Mojokertensis

Pithecanthrophus Mojokertensis disebut juga sebagai Pithecantrophus Robustus. Von Koenigswald berhasil menemukan fosil yang hanya berupa tulang tengkorak anak – anak yang dinamakan Pithecanthrophus Mojokertensis di Jetis dekat Mojokerto, Jawa Timur. Selanjutnya, pada tahun 1936, Weidenrich menemukan fosil tengkorak anak yang dinamakan Pithecantropus Robustus di Lembah Sungai Brantas, Desa Jetis, Mojokerto

Ciri – Ciri Dari Pithecanthrophus Mojokertensis Yaitu Sebagai Berikut :

  • Menurut temua fosilnya, diperkirakan telah hidup dua setengah juta tahun yang lalu
  • Mempunyai tulang tengkorak yang bentuknya lonjong dan lebih tebal
  • Kira – kira ukuran volume otaknya 750 cc – 1300 cc
  • Memiliki tinggi 165 cm – 180 cm
  • Berbadan tegap dan tidak punya dagu
  • Seperti manusia purba lain, bentuk keningnya menonjol

C. Pithecanthrophus Soloensis

Sedangkan, Pithecanthrophus Soloensis ditemukan di Ngandong, Lembah Bengawan Solo oleh Von Koenigswald, Ter Harr dan Oppernoorth. Lebih jelasnya, fosil ini ditemukan di dua tempat yang berbeda oleh Von Koenigswald dan Oppernoorth di daerah Ngandong dan Sangiran sekitar tahun 1931 – 1933. Adapun fosil yang ditemukan adalah berupa tengkorang dan juga tulang kering.

Fosil Pithecanthrophus yang ditemukan di Indonesia memiliki umur yang bervariasi yakni diantara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu, hal itu didasarkan pada hasil pengukuran umur lapisan tanah.

Di dalam kehidupan sehari – hari, Pithecanthrophus menggunakan peralatan yang terbuat dari batu atau kayu yang didapatkannya. Berdasarkan hasil penelitian, tidak ditemukan tanda – tanda bahwa makanan yang dimakan oleh Pithecanthrophus tersebut sudah diolah ataupun dimasak terlebih dahulu sebelum dimakan meskipun pada saat itu mereka sudah menggunakan peralatan dari kayu dan batu serta memakan apa saja yang terdapat di alam baik berupa tumbuh – tumbuhan dan hewan.

Adapun contoh peralatan yang terbuat dari batu yang pernah digunakan oleh Pithecanthrophus antara lain adalah kapak genggam, kapak penetak, pahat, genggam, kapak perimbas, dan alat – alat serpih. Dimana peralatan tersebut banyak ditemukan di sekitaran daerah Pacitan, Jawa Timur.

Ciri – Ciri Pithecantrophus Soloensis Secara Umum Yaitu Sebagai Berikut :

  • Memiliki volume otak yang berkisar antara 750 – 1350 cc.
  • Memiliki tinggi badan sekitar 165 – 180 cm.
  • Badannya tegap tetapi tidak setegap Meganthrophus.
  • Memiliki tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
  • Memiliki hidung yang lebar dan tidak berdagu.
  • Memiliki rahang yang kuat dan gigi geraham yang besar.
  • Makanannya berupa daging hewan buruan dan tumbuh – tumbuhan.

3. Homo Sapiens

Homo

Jenis fosil Homo Sapiens merupakan jenis fosil manusia purba yang termuda dari fosil manusia purba lainnya. Fosil ini diperkirakan berasal dari 15.000 – 40.000 SM. Jenis Homo diperkirakan bukan manusia kera lagi ( Pithecanthrophus ) melainkan sudah tergolong jenis manusia (Homo), hal itu dapat dilihat pada volume otaknya yang menyerupai manusia modern. Di Indxcxonesia, sudah ditemukan tiga jenis manusia purba Homo yakni Homo Soloensis, Homo Wajakensis, dan Homo Floresiensis. Berikut rincian dari ketiga jenis Homo tersebut.

A. Homo Soloensis

Jenis fosil ini ditemukan di daerah Ngandong, Lembah Bengawan Solo tepatnya disekitar sungai Bengawan Solo oleh Von Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931 – 1934. Fosil yang berhasil ditemukan hanyalah berupa tulang tengkorak. Homo Soloensis diperkirakan sudah hidup diantara rentang tahun 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.

Kehidupannya pun sudah lebih maju dengan adanya berbagai peralatan untuk bertahan hidup. Sebagian ahli menggolongkan Homo Soloensis dengan Homo Neanderthalensis. Homo Neanderthalensis sendiri merupakan jenis manusia purba Homo Sapiens dari Asia, Eropa dan Afrika yang berasal dari lapisan Pleistosen atas. Selain itu, menurut Von Koegniswald, Homo Soloensis memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pithecanthrophus Erectus.

Ciri – Ciri dari Homo Soloensis Yaitu Sebagai Berikut :

  • Volume otak antara 1000-1300 cc.
  • Memiliki tinggi badan 130 – 210 cm.
  • Wajahnya tidak menonjol ke depan.
  • Berjalan tegap dengan dua kaki (bipedal) sehingga cara berjalannya lebih sempurna.
  • Otot tengkuknya mengalami penyusutan.

Ditemukan pula hasil dari kebudayaan manusia purba Homo Soloensis yaitu kapak genggam atau kapak perimbas, alat – alat serpih, peralatan yang terbuat dari tulang, dan peralatan zaman dahulu lainnya.


B. Homo Wajakensis

Jenis fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur pada tahun 1889. Fosil yang berhasil ditemukan hanya berupa tulang tengkorak, rahang bawah dan beberapa ruas tulang leher. Diperkirakan bahwa Homo Wajakensis merupakan nenek moyang dari ras Australoid yang merupakan penduduk asli Australia.

Ciri – Ciri Homo Wajakensis Yaitu Sebagai Berikut :

  • Memiliki hidung yang lebar dan bagian mulut yang menonjol.
  • Memiliki wajah lebar dan datar.
  • Tulang tengkorak membulat.
  • Memiliki tonjolan yang sedikit mencolok di dahi

C. Homo Floresiensis

Jenis fosil ini ditemukan oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia dan University Of New England, Australia pada tahun 2003 saat melakukan penggalian di Liang Bua, Flores. Ketika penggalian sudah mencapai kedalaman lima meter, ditemukan kerangka mirip manusia yang belum menjadi fosil dengan ukuran yang sangat kerdil. Diperkiran hidup diantara 94.000 – 13.000 tahun SM.

Ciri – Ciri Homo Floresiensi Yaitu Sebagai Berikut :

  • Memiliki badan yang tegap.
  • Berjalan dengan dua kaki (bipedal).
  • Tinggi badannya kurang dari satu meter.
  • Volume otaknya sekitar 417 cc.
  • Tidak mempunyai dagu.

Perkembangan dari Homo Soloensis dan Homo Wajakensis lebih lanjut disebut Homo Sapiens. Homo Sapiens perkembangannya lebih sempurna daripada homo lainnya. Hal itu dapat dilihat dari cara berpikirnya meskipun masih sangat sederhana tetapi setidaknya lebih maju daripada homo lainnya. Oleh karena itulah, disebut sebagai Homo Sapiens yang berarti manusia yang cerdas dan diperkirakan hidup 40.000 tahun yang lalu setelah masa – masa penelitian.

Homo Sapiens memiliki postur tubuh yang sama dengan manusia zaman sekarang tetapi masih hidup secara nomaden yang artinya berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Jenis homo ini diperkirakan merupakan nenek moyang dari bangsa Indonesia.


Itulah ulasan tentang Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia Semoga apa yang diulas diatas bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan terimakasih.


Baca Juga Artikel Lainnya :

/* */