Homo Sapiens

Homo Sapiens

SeputarIlmu.Com – Hallo para pencari ilmu, jumpa kembali dalam artikel di seputarilmu.com. Kali ini akan membahas mengenai Homo Sapiens secara Lengkap.

Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai Homo Sapiens ?? Jika Belum, Simak penjelasan terlengkapnnya di bawah ini.

Homo Sapiens


Pengertian Homo Sapiens

Homo sapiens berasal dari dua kata, yakni “homo” yang berarti manusia dan “sapiens” yang berarti cerdas.

Jenis manusia purba ini disebut dengan manusia cerdas, karena dapat membuat peralatan dari batu dan tulang yang digunakan untuk kegiatan berburu dan meramu.


Sejarah Homo Sapiens

Manusia purba homo sapiens hidup pada zaman batu muda (100.000 sampai dengan 50.000 tahun yang lalu), dengan mengandalkan berburu dan memakan makanan yang telah dimasak.

Homo sapiens termasuk manusia tercerdas dari jenis yang lainnya, mereka dapat membuat peralatan sederhana dari tulang dan batu yang digunakan untuk berburu dan peratan pengolah makanan.

Meskipun mereka hidup mengembara, tapi mereka pandai atau cerdas dalam beradaptasi dengan lingkungan yang dijumpai.

Homo sapiens ini memiliki kemampuan lebih maju, dibandingkan dengan manusia purba jenis Meganthropus dan Pithecanthropus.

Homo sapiens selalu mengalami peningkatan kemampuan mereka dalam menggunakan peralatan. Mereka mengasah batu menjadi semakin halus dan sudah mengenal teknik membuat gerabah memakai meja bundar.


Kehidupan Sosial Homo sapiens

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, walaupun mempunyai kemampuan lebih maju tetapi kehidupannya masih sederhana. Ciri-ciri kehidupan sosial dari Homo sapiens yaitu sebagai berikut :

  • Bertahan hidup dengan cara berburu dan bercocok tanam
  • Hidup mulai menetap dan tidak selalu berpindah-pindah tempat
  • Berburu memakai peralatan dari batu dan kayu yang sudah diruncingkan
  • Dapat membuat peralatan sederhana dari tulang dan batu untuk berburu ataupun untuk pengolahan makanan
  • Sudah mulai memakai pelindung tubuh atau baju yang terbuat dari kulit hewan buruan

Klasifikasi Ilmiah Homo Sapiens

Manusia purba jenis homo sapiens ini memiliki klasifikasi ilmiah, diantaranya yaitu sebagai berikut :

  • Kingdom : Animalia
  • Filum : Chordata
  • Kelas : Mammalia
  • Ordo : Primata
  • Sub Ordo : Haplorhini
  • Famili : Hominidae
  • Sub Famili : Homininae
  • Bangsa : Hominini
  • Genus : Homo
  • Spesies : Homo Sapiens

Ciri-Ciri Homo Sapiens

Walaupun mempunyai kemampuan lebih maju, Homo sapiens memiliki ciri-ciri fisik yang berbeda dibandingkan dengan jenis manusia purba sebelumnya. Bentuk fisiknya dilihat mendekati bentuk fisik manusia modern. Ciri-ciri fisik dari Homo sapiens yaitu sebagai berikut :

  • Dapat berdiri dan berjalan dengan tegak
  • Memiliki sebuah volume otak 1.650 cc
  • Memiliki sebuah bentuk muka datar dan lebar
  • Memiliki akar hidung yang lebar
  • Memiliki busur kening yang menonjol dan terlihat nyata
  • Pada bagian mulut sedikit menonjol
  • Memiliki ciri-ciri mirip ras mongoloid dan ras austramelanosoid
  • Memiliki tinggi tubuh 1,30 m sampai dengan 2,10 m
  • Memiliki otak lebih berkembang daripada Meganthropus dan Pithecanthropus
  • Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang sudah menyusut
  • Memiliki sebuah dagu
  • Penyusutan pada sebuah otot dibagian tengkuk

Berdasarkan sejarah Homo sapiens, Oleh karena itu ciri fisik terpenting yang menandakan perbedaan Homo sapiens dengan manusia purba sebelumnya yaitu volume otak yang dipunyai Homo sapiens ini tergolong cukup besar.


Jenis-Jenis Homo Sapiens

Homo sapiens bisa dibedakan berdasarkan daerah penemuan fosil di Indonesia. Oleh sebab itu, jenis manusia purba Homo sapiens ini dibedakan menjadi 3 yaitu sebagai berikut :

1. Homo wajakensis

Fosil dari Homo wajakensis ditemukan pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur oleh Dr. Eugene Dubois. Fosil manusia purba ini diperkirakan sudah ada semenjak 15.000 sampai dengan 40.000 tahun Sebelum Masehi. Struktur tengkoraknya berbeda dengan struktur tengkorak bangsa Indonesia. Homo wajakensis memiliki persamaan dengan pribumi purba orang Australia.

Dr. Eugene Dubois menduga bahwa Homo wajakensis merupakan ras Australoide. Homo wajakensis mempunyai silsilah langsung dengan bangsa asli Australia. Manusia purba ini mulai menyebar ke timur dan barat Benua Asutralia. Rahang atas dan rahang bawah yang ditemukan sangatlah sama dengan manusia purba dari ras Australoid. Menurut pendapat seorang ahli, Homo wajakensis sebenarnya mirip dengan Homo Soloensis. Pada kedua jenis manusia purba ini sama-sama berasal dari pleistosen tinggi dan sudah dikelompokkan. Sifat-sifat fisik inilah yang mendekati manusia zaman sekarang.


2. Homo soloensis

Pada tahun antara 1931 sampai dengan 1934, seorang ahli purbakala bernama G. H. R. Von Koenigswald, Oppenoorth, dan Ter Haar menemukan fosil-fosil manusia purba di sebuah Lembah Sungai Bengawan Solo di dekat Desa Ngadong, di sebuah daerah Blora dan Sragen, Jawa Tengah. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak, gigi, dan tulang rahang. Manusia purba ini kemudian diberi nama Homo soloensis. Homo soloensis ditemukan pada lapisan Pleistosen bagian atas. Manusia purba ini diprediksi hidup sekitar 900.000 sampai dengan 300.000 tahun silam. Hasil budaya yang ditemukan yaitu kapak genggam/ kapak perimbas, alat serpih, dan peralatan yang terbuat dari tulang.

Manusia purba ini mempunyai tingkatan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan Pithecanthropus erectus. Dengan berdasarkan perkiraan, Homo soloensis adalah evolusi dari Pithecanthropus mojokertensis. Tapi, ada juga yang mengatakan bila manusia purba ini termasuk Homo Neanderthalensis. Manusia purba ini merupakan termasuk ke dalam Homo Sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika.


3. Homo floresiensis

Homo florensis dijuluki sebagai Hobbit. Manusia purba ini mempunyai tubuh dan volume otak yang kecil. Tulang belulangnya ditemukan di Liang Bua, Pulau Flores pada tahun 2001. Penemuan kesembilan sisa-sisa tulang itu (diberi kode LB1 sampai LB9) menunjukkan postur paling tinggi sepanjang manusia modern (sekitar 100 cm). Terdapat kontroversi mengenai hasil penemuan ini. Dari berbagai ciri-ciri Homo floresiensis, baik ukuran tengkorak dan tulang, kondisi kerangka yang tidak memfosil, temuan sisa-sisa tulang hewan, dan alat-alat disekitarnya menjadi penyebab kontroversi ini.


Peninggalan Budaya Homo Sapiens

1. Kapak Corong

Kapak corong adalah sebuah kapak perunggu yang bagian atasnya berlubang, yang berbentuk corong yang digunakan untuk memasukkan tangkai kayu.


2. Alat Serpih

Alat serpih ini fungsinya sebagai pisau, mata panah, dan alat pemotong. Alat ini berukuran kecil antara 10 sampai dengan 20 cm dan banyak ditemukan di gua-gua.

Alat ini ditemukan oleh Von Keonigswald tahun 1934 di Sangiran, Gua Lawa (Sampung, Ponorogo), Cabbenge (Sulawesi Selatan), Timor, dan Roti.


3. Kapak Genggam

Kapak genggam ini memiliki bentuk mirip dengan kapak perimbas, tapi ukurannya jauh lebih kecil daripada bentuk kapak perimbas.

Alat ini digunakan dengan cara digenggam pada ujungnya yang lebih kecil. Hampir di semua wilayah Nusantara memiliki alat kapak genggam tersebut.


4. Kapak Persegi

Ada seorang peneliti yang bernama Von Heine Galdern melakukan penelitian terhadap kapak persegi.

Dia memperhatikan penampang alangnya yang terkadang berbentuk persegi panjang atau trapezium, jadi memberi nama kapak persegi.

Kapak persegi terbuat dari batu-batu indah yang dibuat dengan sangat indah dan halus.

Hal ini mengakibatkan jika benda itu kemungkinan tidak di buat bekerja, tapi hanya sebagai lambang kebesaran, jimat, alat upacara, atau sebagai alat tukar (barter).


5. Alat Tulang/Tanduk Runcing

Alat tulang atau tanduk runcing adalah alat yang terbuat dari tulang binatang buat pisau, belati, dan mata tombak yang banyak ditemukan di Ngandong (Ngawi, Jawa Timur).


6. Nekara

Nekara adalah sebuah gendering besar yang dibuat dari bahan perunggu, berpinggang di bagian tengahnya, dan tertutup di bagian atasnya. Nekara biasanya digunakan untuk peralatan upacara. Hal ini dapat dilihat dari hiasan yang berada pada dinding nekara.

Nekara ini banyak ditemukan di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Pulau Sangean, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar, dan Kepulauan Kei. Nekara yang besar ditemukan di Bali dan yang berukuran kecil serta ramping ditemukan di Pulau Alor.

Selain hasil-hasil budaya tersebut, ada juga hasil budaya lainnya dari jenis manusia purba Homo sapiens yaitu kapak pendek (Bache Courte), flakes, bejana perunggu, kapak genggam Sumatra (Pabble), kapak batu, dan perhiasan serta manik-manik dari perunggu.


Itulah ulasan tentang Homo Sapiens : Pengertian, Sejarah, Ciri, Jenis & Peninggalannya Lengkap. Semoga apa yang diulas diatas bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan terimakasih.


Baca Juga Artikel Lainnya :

/* */