Kalimat Ambigu

SeputarIlmu.Com Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai suatu kalimat ambigu yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, bentuk dan contoh. Untuk lebih dapat memahami dan dimengerti simak ulasannya dibawah ini.


Pengertian Kalimat Ambigu

Ambigu atau ketaksaan adalah suatu bentuk konstruksi yang ditafsirkan memiliki makna lebih dari satu makna. Oleh karena itu, kalimat ambigu ialah suatu kalimat yang memiliki makna ganda.


Pengertian Ambigu Menurut Beberapa Ahli

  • Whitman dan Yager

Ambigu ialah sesuatu hal atau kalimat yang memiliki interpretasi normal lebih dari satu. Ambigu ini bersifat mudah diragukan dan sulit dipahami orang lain karena memiliki arti ganda.

Penyebab munculnya ambigu ini ialah intonasi yang tidak tepat, struktur kalimat yang salah dan pemakaian kata yang memiliki sifat polisemi.


  • Kamus Besar Bahasa Indonesia

Istilah ambigu secara umum dapat dipahami sebagai suatu kondisi yang tidak pasti atau tidak jelas. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah ambigu adalah suatu jenis kata sifat yang memiliki makna lebih dari satu atau bermakna ganda. Hal ini menyebabkan munculnya ketidakjelasan, keraguan dan kekaburan dalam hal memahami suatu hal atau kalimat.


  • Pengertian Ambigu Secara Etimologi

Secara etimologi istilah ambigu ini berasal dari bahasa latin ‘ambiguus’ yang memiliki arti tidak pasif atau senantiasa bergerak dari sisi ke sisi. Ambigu ini juga dimaknai sebagai suatu keadaan yang menyebabkan keraguan.

Ambiguus berasal dari sebuah kata ‘ambigere’ yang bermakna ‘pergi ke suatu lokasi yang belum pasti’, ‘berjalan tanpa arah dengan ragu’. Ambigiere adalah suatu kombinasi dari kata ‘ambi’ yang bermakna kira-kira atau ke dua sisi atau sekitar dan kata agree yang berarti bergerak atau mendorong.


Bentuk Kalimat Ambigu

Berdasarkan bentuknya, keambiguitasan didalam kalimat terbagi menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut :

1. Amabiguitas Fonetik

Ambiguitas fonetik ialah suatu keambiguan yang terjadi akibat dari kesamaan bunyi-bunyi yang diucapkan dan biasanya banyak terjadi dailog atau percakapan sehari-hari.

Contohnya :

Mereka datang kemari memberi tahu.

Kalimat diatas ini menimbulkan keambiguan karena memiliki banyak tafsir yakni apakah mereka datang memberi tahu yang terbuat dari kacang kedelai atau apakah mereka datang ingin memberi suatu informasi. Untuk mengetahui arti atau makna kalimat tersebut secara keseluruhan maka harus dapat mendengarkan pembicaraan secara utuh.


2. Ambiguitas Gramatikal

Ambiguitas gramtikal terjadi karena suatu proses pembentukan suatu ketatabahasaan baik pembentukan kata, prasa maupun kalimat. Kata-kata atau frasa yang memiliki keambiguitasa jenis ini akan hilang jika dimasukan ke dalam konteks suatu kalimat.

Contohnya :

Orang tua

Kata tersebut memiliki dua makna yaitu seorang ibu dan bapak atau orang yang sudah tua. Oleh sebab itu untuk bisa mengetahui makna yang sebenarnya perlu disatukan ke dalam satu kalimat.

  • Orang tua Deni tidak bisa hadir pada hari ini.
  • Aku sudah bertemu dengan orang tua yang kemarin tersesat di jalanan.

3. Ambiguitas Leksikal

Keambiguan jenis ini terjadi karena suatu faktor kata itu sendiri, pada dasarnya setiap kata memiliki makna lebih dari satu tergantung dari kalimat yang menyertainya.

Contohnya :

Kata “lari” memiliki makna yang berbeda yakni mengerjar sesuatu atau menjauh dari sesuatu.

  • Dia berlari untuk mengejar bus sekolahnya.
  • Aku lari dari sebuah kenyataan.

Faktor – Faktor Penyebab Keambiguan

Adapun faktor-faktor penyebab keambiguan yaitu sebagai berikut :

1. Faktor Morfologi

Keambiguan yang terjadi akibat dari suatu pembentukan kata itu sendiri.

Contohnya :

Permen itu tertelan olehku

  • Permen itu sengaja tertelan atau
  • Permen itu akhirnya dapat ditelan

2. Faktor Sintaksis

Faktor ini terjadi karena suatu susunan kata di dalam kalimat yang kurang jelas.

Contohnya :

Gigit jari

  • Ani hanya bisa gigit jari ketika melihat barang yang diinginkan tak bisa didapat
  • Ani menggigit jarinya hingga berdarah

Kata gigit jari diatas ini memiliki dua makna yaitu putus asa atau benar-benar menggigit jarinya.


3. Faktor Struktural

Faktor struktural ialah suatu faktor yang menyebabkan keambiguitasan akibat dari struktur kalimat itu sendiri.

Contohnya :

  • Pembacaan, puisi baru ini dilaksanakan pada hari minggu “yang dibaca puisi baru”.
  • Pembacaan puisi baru ini dilaksanakan pada hari minggu “yang dibaca hari minggu ialah puisi”.

Contoh Kalimat Ambigu

1. Saya membaca buku sejarah gedung baru

Kalimat diatas menimbulkan banyak pertanyaan apakah bukunya yang baru, sejarahnya yang baru atau musiknya yang baru. Untuk menghindari keambiguan pada kalimat diatas seharunya penulisannya yakni sebagai berikut :

  • Saya membaca buku-sejarah-gedung yang baru “jika bukunya yang baru”.
  • Saya membaca buku tentang sejarah-gedung yang baru “jika sejarahnya yang baru”.
  • Saya membaca buku sejarah tentang gedung yang baru “jika gedungnya yang baru”.

2. Motor pegawai baru sedang diperbaiki di bengkel

Kalimat diatas ini masih tidak jelas apakah motornya yang baru atau pegawainya yang baru. Untuk menghindari suatu keambiguan pada kalimat diatas seharusnya ditulis seperti :

  • Motor-pegawai yang baru sedang diperbaiki di bengkel “jika motornya yang baru”.
  • Motor pegawai baru itu sedang diperbaiki di bengkel “jika pegawainya yang baru”.

3. Guru Andre yang kurus itu tidak bisa datang hari ini.

Kalimat diatas juga masih menimbulkan pertanyaan apakah gurunya yang kurus atau andrenya yang kurus sehingga penulisannya seharunya sebagai berikut:

  • Guru-Andre yang kurus itu tidak bisa datang hari ini “gurunya yang kurus”.
  • Andre yang kurus itu gurunya tidak bisa datang hari ini “Andrenya yang kurus”.

4. Sumbangan ke dua yayasan itu telah dikirimkan.

Kalimat diatas juga dapat menimbulkan keambiguitasan apakah itu merupakan sumbangan yang ke dua kalinya, sumbangan yang diberikan kepada dua yayasan ataukah sumbangan dari kedua yayasan yang berbeda.

Oleh karena itu untuk menghindari suatu keambiguitasan kalimat diatas seharunya ditulis sebagai berikut :

  • Sumbangan yang untuk kedua kalinya itu telah dikirimkan “jika sumbangannya yang kedua kali”.
  • Sumbangan untuk dua yayasan itu telah dikirimkan “jika sumbangan tersebut untuk dua yayasan”.
  • Sumbangan kedua-yayasan itu telah dikirimkan “jika dua yayasan yang menyumbang”.

Demikianlah pembahasan mengenai √ Kalimat Ambigu : Pengertian, Bentuk, faktor, Jenis & Contohnya Terlengkap. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.


Baca Juga Artikel Lainnya :

/* */