SeputarIlmu.Com – Kali ini kita akan membahas Konferensi Meja Bundar. Yang mana terjadinya Konferensi Meja Bundar ini dikarenakan pada Perjanjian Roem Royen tidak membuahkan hasil apapun meski adanya perjanjian tersebut tetapi untuk perdamaian antara Indonesia-Belanda.
Berikut adalah penjelasan terlengkapnya di dalam artikel ini.
Latar Belakang Konferensi Meja Bundar
Hal yang melatarbelakangi terjadinya KMB adalah suatu kegagalan Belanda untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan karena adanya kecaman dari dunia internasional.
Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan beberapa pertemuan untuk dapat melakukan penyelesaian secara diplomasi. Sebelumnya telah terjadi beberapa perundingan antara pihak Belanda dan Indonesia lewat perjanjian Linggarjati dan perjanjian Renville serta Perjanjian Roem Royen.
Pada tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi yang mengecam pada serangan militer Belanda terhadap tentara Indonesia. Dewan Keamanan PBB ini juga menyerukan diadakannya perundingan untuk dapat menemukan penyelesaian damai antara dua pihak.
Usai perjanjian Roem Royen pada tanggal 6 Juli, rencananya juga akan diadakan lagi konferensi yang akan diikuti oleh para tokoh yang masih diasingkan di Bangka. Sebelumnya diadakan terlebih dahulu Konferensi Inter-Indonesia di kota Yogyakarta antara tanggal 31 Juli sampai 2 Agustus 1949.
Konferensi Inter-Indonesia ini dihadiri semua otoritas bagian dari Republik Indonesia Serikat yang akan dibentuk. Para partisipan setuju mengenai suatu prinsip dan kerangka dasar untuk konstitusinya. Pada tanggal 11 Agustus 1949, dibentuk perwakilan Republik Indonesia untuk dapat menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.
Perjanjian- perjanjian yang terjadi sebelum KMB adalah sebagai berikut :
- Perundingan Linggarjati pada tanggal 15 November 1946 dan 25 Maret 1947.
- Perjanjian Renville (KTN / Komisi Tiga Negara) pada tanggal 8 Desember 1947 – 17 Januari 1948.
- Perjanjian Roem Royen (Roem-Roijen) pada tanggal 14 Apri 1949- 7 Mei 1949.
- Konferensi Inter-Indonesia di Yogyakarta pada tanggal 31 Juli – 2 Agustus 1949.
Gagalnya Perundingan Linggarjati dan Perjanjian Renville dan munculnya Agresi Militer Belanda, membuat PBB murka dan mengeluarkan sebuah resolusi yang efektif berlaku pada Perjanjian Roem Royen dan selanjutnya KMB.
Adapun konferensi Inter- Indonesia adalah pertemuan yang diadakan oleh internal Indonesia di Jakarta sebelum KMB dimulai yang bertujuan untuk membahas apa saja yang akan dibawa ke Konferensi Meja Bundar (KMB).
Tujuan Konferensi Meja Bundar
Ada beberapa tujuan diadakannya Konferensi Meja Bundar ini antara lain yaitu sebagai berikut :
- Mengakhiri perselisihan antara Indonesia dan Belanda dengan cara melaksanakan suatu perjanjian-perjanjian yang sudah dibuat antara Republik Indonesia dengan Belanda, khususnya mengenai pembentukan Negara Indonesia Serikat (RIS).
- Dengan tercapainya kesepakatan pada Meja Bundar, maka Indonesia telah diakui sebagai negara yang berdaulat penuh oleh Belanda, walaupun tanpa Irian Barat.
Tokoh Konferensi Meja Bundar (KMB)
Pihak – pihak Yang Menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB) diantaranya :
Pihak Indonesia terdiri dari :
- Delegasi Republik Indonesia diketuai oleh Mohammad Hatta.
- Delegasi BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg), yang akan mewakili berbagai negara yang diciptakan Belanda di kepulauan Indonesia, diketuai oleh Sultan Hamidi II
Pihak Belanda terdiri dari :
- Delegasinya diketuai oleh J.H. van Maarseveen.
Pihak UNCI (United Nation Comission For Indonesia)
- Ketua oleh Merle Cochran (Amerika Serikat)
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan KMB
KMB diadakan pada tanggal 23 Agustus hingga tanggal 2 November 1949 di Den Haag, Belanda. Den Haag resminya dikenal juga sebagai s-gravenhage. Den Haag merupakan sebuah kota pemerintahan Belanda (gemeente).
Dampak Konferensi Meja Bundar
Penyerahan kedaulatan yang dilakukan di negeri Belanda ini bertempat di ruang takhta Amsterdam, Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Drees, Menteri Seberang Lautan A.M.J.A. Sasseu, dan Drs. Moh. Hatta yang melakukan penandatanganan akta penyerahan kedaulatan.
Pada saat yang sama di kota Jakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Tinggi Mahkota Belanda, A.H.S. Lovink dalam suatu upacara di Istana Merdeka juga menandatangani naskah penyerahan kedaulatan.
Dengan penyerahan kedaulatan itu, secara formal Belanda mengakui suatu kemerdekaan Indonesia dan mengakui suatu kekuasaan negara Indonesia di seluruh bekas wilayah Hindia Belanda, kecuali Irian Barat yang akan diserahkan setahun kemudian.
Sebulan kemudian, yaitu pada tanggal 29 Januari 1950, Jenderal Sudirman, Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia yang meninggal dunia pada usia yang cukup muda, yaitu 34 tahun. Beliau adalah seorang tokoh panutan bagi para anggota TNI.
Isi Konferensi Meja Bundar
Hasil Atau Isi Keputusan Konferensi Meja Bundar ialah sebagai berikut :
- Indonesia menjadi negara Serikat dengan nama yaitu Republik Indonesia Serikat.
- RIS dan Kerajaan Belanda merupakan UNI, UNI Indonesia-Belanda itu yang dikepalai oleh Ratu Kerajaan Belanda.
- Penyerahan atau pengakuan kedaulatan oleh Belanda kepada Indonesia akan dilakukan selambat-Iambatnya pada akhir tahun 1949.
- Semua hutang bekas Hindia-Belanda ini akan dipikul RIS.
- TNI juga akan menjadi inti tentera RIS dan berangsur-angsur akan mengambil alih penjagaan keamanan di seluruh wilayah RIS.
- Kedudukan Irian Barat ini akan ditentukan selama-lamanya 1 tahun sesudah penyerahan kedaulatan.
Konferensi secara resmi ditutup di gedung parlemen Belanda pada tanggal 2 November 1949. Kedaulatan ini diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat pada tanggal 27 December 1949. Isi perjanjian konferensi ini adalah sebagai berikut :
- Kerajaan Netherland yang menyerahkan kedaulatan atas Indonesia yang sepenuhnya kepada Republik Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat lagi dan tidak dapat dicabut lagi dan karena itu mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat.
- Republik Indonesia Serikat ini menerima kedaulatan itu atas suatu dasar ketentuan-ketentuan pada Konstitusinya, rancangan konstitusi telah dipermaklumkan kepada Kerajaan Netherland.
- Kedaulatan ini akan diserahkan selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949.
Demikianlah penjelasan mengenai √ Konferensi Meja Bundar (KMB) : Pengertian, Latar Belakang, Sejarah, Tujuan, Tokoh, Isi, Dampak, Lokasi & Waktunya Lengkap. Semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi para pembaca tentang sejarah Indonesia ini. Terima Kasih.
Baca Juga Artikel Lainnya :