Macam-Macam Majas

SeputarIlmu.ComSebenarnya, apakah yang dimaksud dengan suatu majas dan apa saja macam macam majas yang kamu ketahui ? Dan apakah anda tahu tentang majas ? Jika belum mengetahuinya lihat pada pembahasan kali ini. Pada pembahasan kali ini, kami ingin mengulas tentang apa itu majas, macam-macam atau jenis-jenis majas, serta contoh-contoh majas secara lengkap. Langsung saja simak penjelasannya berikut ini.


Pengertian Majas

Secara umum, pengertian Majas adalah suatu gaya bahasa yang digunakan dalam suatu karya sastra dengan tujuan untuk memberikan efek-efek tertentu sehingga membuat karya sastra tersebut menjadi lebih hidup.

Ada juga yang menyebutkan bahwa arti majas adalah suatu gaya bahasa yang di dalamnya terdapat beberapa persamaan, perbandingan, serta kata kiasan, untuk menguatkan kesan suatu kalimat tertulis atau lisan dan untuk menimbulkan nuansa imajinatif bagi orang yang menyimaknya. Artinya, ada macam macam majas yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu di dalam suatu tulisan.

Penggunaan majas bertujuan untuk menyampaikan suatu pesan secara imajinatif atau bermakna kiasan, baik melalui tulisan maupun lisan untuk dapat mewakili pikiran dan perasaan seorang penulis. Sedangkan fungsi majas adalah untuk membuat suatu karya sastra yang akan menjadi lebih indah dalam aspek pemilihan katanya.


Pengertian Majas Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa itu majas, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli sebagai berikut ini :

1. Prof. Dr. H. G. Tarigan

Majas adalah suatu cara mengungkapkan pikiran melalui gaya bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian seorang penulis.


2. Goris Keraf

Majas adalah suatu gaya bahasa dalam karya sastra yang dapat disampaikan secara jujur, sopan-santun, dan menarik.


3. Aminuddin

Majas adalah suatu gaya bahasa yang digunakan oleh seorang penulis dalam memaparkan gagasannya sesuai dengan tujuan dan efek tertentu yang ingin dicapai.


4. Luxemburg dkk

Majas adalah suatu gaya bahasa yang memberikan ciri khas pada sebuah teks tersebut. Artinya, pada saat tertentu suatu teks ini dapat diibaratkan seperti individu yang berbeda dengan individu yang lain.


5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Majas adalah suatu cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain atau dalam bentuk kiasan.


Fungsi dan Kegunaan Majas

Secara umum, majas mempunyai fungsi diantaranya :

  • Untuk dapat menjelaskan makna yang hendak disampaikan dan cara penyampaiannya dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti.
  • Untuk menambah intensitas perasaan dari pengarang dalam menyampaikan suatu makna dan juga sikapnya pada pembaca.
  • Untuk dapat menghasilkan tambahan imajinasi sehingga nantinya suatu hal yang absrak akan menjadi lebih konkrit dan enak dinikmati.
  • Untuk dapat memberikan dan menghasilkan kesenangan yang bersifat imajinatif.

Macam-Macam Majas

Secara umum, majas ini dapat dikelompokkan menjadi empat macam. Sesuai dengan penjelasan pengertian majas di atas, adapun macam-macam majas yaitu sebagai berikut :

1. Majas Perbandingan

Sesuai dengan namanya, pengertian majas perbandingan adalah suatu jenis majas yang dipakai untuk membandingkan atau menyandingkan suatu objek dengan objek lainnya dengan cara penyamaan, pelebihan, atau penggantian.

Beberapa yang termasuk dalam jenis majas perbandingan diantaranya ialah :

  • Personifikasi yaitu suatu gaya bahasa yang digunakan untuk menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap seperti manusia.
    Misal : “buah naga itu melambai-lambai seolah meminta ku untuk memakannya.”
  • Metafora yaitu suatu gaya bahasa yang digunakan sebagai kiasan yang secara eksplisit mewakili suatu maksud lain berdasarkan persamaan atau perbandingan.
    Misalnya : “Wanita yang sukses itu dulunya dianggap hanya sebelah mata saja.”
  • Asosiasi yaitu suatu gaya bahasa yang membandingkan dua objek berbeda, namun disamakan dengan menambahkan kata sambung bagaikan, bak, atau seperti.
    Misalnya : “Wajah kakak dan adik itu bagaikan pinang dibelah dua saja padahal bukan kembar.”
  • Hiperbola yaitu suatu gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu secara berlebihan, bahkan terkesan tidak masuk akal.
    Misalnya : “Wanita itu bekerja hingga banting tulang untuk menyekolahkan adiknya.”
  • Eufemisme yaitu suatu gaya bahasa dimana kata-kata yang dianggap kurang baik diganti dengan padanan kata yang lebih halus.
    Misalnya : “kata bobo dapat diganti dengan tidur.”
  • Metonimia yaitu suatu gaya bahasa yang menyandingkan istilah sesuatu untuk merujuk pada benda yang umum.
    Misalnya : “Bila haus, minumlah Grand“, grand berarti air dan merupakan merek air mineral.
  • Simile yaitu suatu gaya bahasa yang menyandingkan suatu aktivitas dengan suatu ungkapan.
    Misalnya : “Orang itu berpindah rumah terus bagaikan kucing yang sedang melahirkan saja.”
  • Alegori yaitu suatu gaya bahasa yang menyandingkakan suatu objek dengan kata kiasan.
    Misalnya : “Mencari Pria yang sempurna itu seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.”
  • Sinekdok majas ini terbagi dua, yakni sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte.
    > Sinekdok Pars Pro Toto adalah suatu gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur benda untuk menjelaskan keseluruhan benda tersebut.
    Misalnya : “batang hidungnya tidak muncul juga hingga saat ini.” Dalam hal ini kata ‘batang hidung’ merujuk pada seorang individu secara keseluruhan.
    > Sinekdok Totem Proparte adalah suatu gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan untuk menjelaskan sebagian situasi atau benda.
    Misalnya : “Indonesia ialah mewakili asia tenggara dalam turnamen sepak bola internasional.” Dalam hal ini kata ‘Indonesia’ merujuk pada suatu tim sepak bolanya saja.
  • Simbolik yaitu suatu gaya bahasa dengan ungkapan yang membandingkan antara manusia dengan sikap mahluk hidup lainnya.
    Misalnya : “Anak itu selalu mencari kambing hitam untuk setiap masalah hidupnya.”
  • Alusio yaitu yang memakai ungkapan dan tidak diselesaikan karena selain ungkapan tersebut sudah dikenal, pembicara ataupun penulis ingin juga menyampaikan maksud dan tujuan tersebut secara tersembuyi atau diam-diam.
  • Sinestesia yaitu suatu bentuk metafora berupa ungkapan yang berhubungan dengan suatu indra untuk dikenakan pada indra yang lain.
  • Antropomorfisme yaitu suatu bentuk metafora yang memakai kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang sifatnya bukan manusiawi.
  • Aptronim adalah pemberian nama yang coco dengan sifat ataupun pekerjaan dari seseorang.
  • Antonomasia yaitu penggunaan sifat sebagai nama diri ataupun nama diri sebagai bagian dari nama jenis.
  • Hipokorisme yakni suatu penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan adanya hubungan karib antara pembicara dengan obyek yang sedang dibicarakan.
  • Metonemia yakni suatu bentuk pengungkapan berupa adanya penggunaan nama untuk benda lain yang sudah menjadi merk, ciri khas ataupun atribut.
  • Depersonifikasi adalah cara pengungkapan dengan tidak lagi menjadikan benda mati aau benda tidak bernyawa menjadi sebuah manusia.
  • Parabel adalah suatu ungkapan pelajaran atau nilai tetapi berupa kiasan atau disamarkan dalam sebuah cerita.
  • Fabel adalah suatu perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
  • Perifrase yaitu suatu ungkapan yang panjang sebagai pengganti pengungkapan yang lebih pendek.
  • Eponim adalah majas perbandingan dengan cara menjadikan nama orang sebagai tempat ataupun pranata.

2. Majas Pertentangan

Pengertian majas pertentangan adalah suatu gaya bahasa dalam karya sastra yang menggunakan kata-kata kiasan dimana maksudnya berlawanan dengan arti sebenarnya.

Beberapa yang termasuk dalam macam-macam majas pertentangan adalah sebagai berikut :

  • Litotes adalah suatu ungkapan seperti merendahkan diri, meskipun pada kenyataan sebenarnya justru sebaliknya.
    Misal : “Silahkan mampir ke gubuk saya yang sederhana ini.” Rumah disebut sebagai gubuk.
  • Paradoks yaitu suatu gaya bahasa yang membandingkan suatu situasi sebenarnya dengan situasi kebalikannya.
    Misal : “Di tengah keramaian itu dia sangat merasa kesepian.”
  • Antitesis  yaitu suatu gaya bahasa yang memadukan pasangan kata dimana artinya saling bertentangan.
    Misalnya : “Semua orang sama di mata hukum, tak perduli tua-muda maupun kaya-miskin.”
  • Kontradiksi Interminus yaitu suatu gaya bahasa yang menyangkal pernyataan yang disebutkan sebelumnya. Umumnya majas ini disertai juga dengan konjungsi, misalnya hanya saja atau kecuali.
    Misalnya: “Semua murid itu boleh bermain, kecuali murid yang tidak mengerjakan tugas.”
  • Anakronisme yaitu suatu ungkapan yang didalamnya terkandung ketidaksesuaian antara sebuah peristiwa dengan waktu terjadinya.
  • Oksimoron yaitu suatu paradoks yang berada dalam satu frase.

3. Majas Sindiran

Pengertian majas sindiran adalah suatu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kiasan dengan tujuan untuk memberikan sindiran kepada seseorang, perilaku, dan suatu kondisi.

Beberapa yang termasuk dalam jenis majas sindiran adalah sebagai berikut :

  • Ironi yaitu suatu gaya bahasa yang memakai kata kiasan dimana artinya berlawanan dengan fakta sebenarnya.
    Misalnya : “Lihat rumah mu sangat rapih, sampai-sampai sulit untuk duduk di sini.”
  • Sinisme yaitu suatu gaya bahasa dimana seseorang memberikan sindiran secara langsung kepada orang lain.
    Misalnya : “Ketiak mu bau sekali, tapi kalau disuruh mandi tidak mau.”
  • Sarkasme yaitu suatu gaya bahasa yang digunakan untuk menyindir orang lain dengan konotasi yang kasar. Biasanya gaya bahasa ini dapat diucapkan seseorang ketika ia sangat marah.
    Misalnya : “Dasar kau tidak becus! Kalau tidak bisa kerja, kau hanya akan menjadi sampah masyarakat saja!”
  • Inuendo yaitu suatu sindiran yang mempunyai sifat mengecilkan fakta yang sebenarnya.
  • Satire yaitu suatu ungkapan yang menggunakan ironi, sarkasame, ataupun parodi untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasan, dan lain sebagainya.

4. Majas Penegasan

Pengertian majas penegasan adalah suatu gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu secara tegas guna meningkatkan pemahaman dan kesan kepada pembaca atau pendengar.

Beberapa yang termasuk dalam jenis majas penegasan adalah sebagai berikut :

  • Pleonasme yaitu suatu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata dengan makna sama, terkesan tidak efektif tapi disengaja untuk menegaskan sesuatu.
    Misalnya : “Mari cepat naik ke atas, sebelum minuman mu menjadi dingin.”
  • Repetisi yaitu suatu gaya bahasa yang mengulang kata-kata dalam suatu kalimat.
    Misalnya : “Pria itu adalah pencopetnya, dia pelakunya, dia yang mengambil dompet saya’”
  • Retorik yaitu suatu gaya bahasa dalam bentuk kalimat tanya tetapi sebenarnya tidak perlu dijawab. Majas ini biasanya dipakai untuk penegasan dan sekaligus sindirian.
    Misalnya : “Kalau kamu ke gereja setiap hari apa mas?”
  • Klimaks yaitu suatu gaya bahasa yang menjelaskan lebih dari dua hal secara berurutan dimana tingkatannya semakin lama semakin tinggi.
    Misalnya : “Pada saat itu semua orang, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia, pergi mengungsi akibat suatu gempa.”
  • Antiklimaks yaitu suatu gaya bahasa yang menjelaskan lebih dari dua hal secara berurutan untuk menegaskan sesuatu dengan mengurutkan dari tingkatan tertinggi ke tingkatan terendah.
    Misalnya : “Setiap haris senin, mulai dari kepala sekolah, guru, staf, dan para murid di SMP Sipoholon, rutin melaksanakan suatu upacara bendera.”
  • Pararelisme yaitu suatu gaya bahasa yang mengulang-ulang sebuah kata untuk menegaskan makna kata tersebut dalam bebeberapa definisi yang berbeda. Biasanya digunakan pada sebuah puisi.
    Misalnya : “Kasih pasti murah hati, kasih juga pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan…”
  • Tautologi yaitu suatu gaya bahasa yang mengulang kata yang bersinonim untuk menegaskan suatu kondisi atau maksud tertentu.
    Misalnya : “Sejarah masa lalu wanita itu sangat kelam.”
  • Apofasis yaitu suatu penegasan dengan cara seolah menyangkal apa yang ditegaskan.
  • Pararima adalah bentuk perulangan konsonan awal dan akhir dalam sebuah kata atau bagian kata yang sifatnya berlainan.
  • Aliterasi yaitu suatu repetisi konsonan pada awal kata yang dilakukan secara berurutan.
  • Asonansi yaitu suatu gaya bahasa yang wujudnya perulangan bunyi vokal yang sama satu dengan yang lainnya.
  • Antanaklasis adalah pengungkapan menggunakan perulangan kata yang sama namun berlainan makna.
  • Sigmatisme yaitu suatu pengulangan bunyi s untuk efek tertentu.
  • Retoris yaitu suatu ungkapan pertanyaan yang jawabannya sudah ada dalam pernyataan.
  • Inversi atau Anastrof ini menyebutkan dulu predikat kalimat kemudian subjeknya.
  • Sindenton adalah sebagai pengungkapan kalimat yang bagian-bagiannya dihubungkan menggunakan kata penghubung.
  • Interupsi yakni suatu ungkapan berupa menyisipkan keterangan tambahan diantara unsur-unsur dalam kalimat.
  • Koreksio merupakan suatu ungkapan yang menyebutkan adanya hal-hal yang dianggap keliru kemudian disebut maksud sesungguhnya.
  • Enumerasio merupakan suatu ungkapan penegasan berupa uraian bagian demi bagian secara keseluruhan.
  • Eksklamasio yaitu suatu ungkapan yang memakai kata seru.
  • Alonim adalah suatu penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
  • Preterito adalah suatu ungkapan penegasan dengan menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
  • Silepsis ialah yang menggunakan satu kata yang punyai lebih dari satu makna yang fungsinya lebih dari satu konstruksi sintaksis.
  • Kolokasi ialah suatu bentuk asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang saling berdampingan dalam suatu kalimat.
  • Zeugma merupakan suatu variasi dari silepsis. Kata yang digunakan dalam jenis majas ini tidak logis dan tidak gramatikal untuk suatu konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga seringkali kalimatnya akan menjadi rancu.

Demikianlah penjelasan lengkap mengenai √ Majas : Pengertian, Fungsi, Macam & Contohnya Terlengkap. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan anda. Sekian dan Terima Kasih.


Baca Juga Artikel Lainnya :

/* */