SeputarIlmu.Com – Hallo para pencari ilmu, jumpa kembali dalam artikel di seputarilmu.com. Kali ini akan membahas mengenai Larutan Penyangga (Buffer).
Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai Larutan Penyangga (Buffer)? Simak penjelasan terlengkapnnya di bawah ini.
Pengertian Larutan Penyangga (Buffer)
Larutan Penyangga atau bisa disebut juga dengan Larutan Buffer ini mungkin bisa disebut sebagai suatu penjaga kestabilan pH suatu larutan.
Larutan Penyangga (Buffer) merupakan salah satu larutan yang dapat menjaga atau mempertahankan pH-nya dari penambahan asam, basa, maupun kegiatan pengenceran oleh air.
pH pada larutan buffer yang tidak berubah (konstan) setelah penambahan sejumlah asam, basa, maupun air.
Larutan buffer juga mampu menetralkan penambahan asam maupun basa dari luar.
Fungsi larutan Penyangga (Buffer)
- Larutan penyangga ini juga bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari pada obat-obatan, zat warna, fotografi, industri kulit, dll. Selain itu pada larutan buffer juga berfungsi untuk penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh.
- Cairan tubuh ini juga bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana pada sistem penyangga utama dalam suatu cairan intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang bisa bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, mampu menjaga pH darah yang sangat hampir konstan yaitu sekitar 7,4.
- Menjaga sebuah pH pada plasma darah supaya berada pada pH berkisar 7,35 – 7,45 ,yaitu dari ion HCO3- denganion Na+ . Jika pH pada darah lebih dari 7,45 akan mengalami alkalosis, akibatnya terjdi hiperventilasi atau bernapas berlebihan, mutah hebat. Jika pH pada darah kurang dari 7,35 akan mengalami acidosis akibatnya jantung, ginjal, hati dan juga pencernaan akan terganggu.
- Menjaga salah satu pH cairan tubuh supaya pada ekskresi ion H+ pada ginjal tidak terganggu, yakni asam dihidrogen posphat (H2PO4-) dengan basa monohidrogen posphat (HPO42-)
- Menjaga pH makanan olahan dalam berbagai kaleng supaya tidak mudah rusak atau teroksidasi (asam benzoat dengan natrium benzoat).
- Selain itu pada penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata.
Sifat Larutan Penyangga
- Mampu mempertahankan pH walaupun ditambah sedikit asam kuat maupun basa kuat.
- Pengenceran pada larutan penyangga, tidak akan merubah pH.
- Semakin banyak jumlah mol nya, maka semakin kuat juga dalam mempertahankan pH.
- Pada suhu yang tetap atau tidak berubah, nilai Ka selalu tetap.
- Campuran garam dan asam mempunyai pH yang setabil andai pH campuran terletak antara pKa-1 dan pKa+1
Jenis-Jenis Larutan Penyangga
1. Larutan Penyangga Asam
Larutan penyangga yang bersifat asam ini dibuat dari salah satu campuran asam lemah dengan basa konjugasinya.
Basa konjugasi ini juga terbuat dari asam lemah yang berlebihan dengan basa kuat atau garam dari asam lemahnya.
Larutan Penyangga Asam dibagi menjadi beberapa, yaitu sebagai berikut :
- Campuran Asam Lemah dan Basa Kuat Sisa Asam Lemah
[H+] = Ka . [asam lemah] : [garam]
Atau bisa juga dengan:
[H+] = Ka . mol asam lemah : mol garam
pH = -log [H+]
- Campuran Asam Lemah dan Garamnya
[H+] = Ka . [asam lemah] / n x [garam]
n adalah indeks asam lemah pada garam
2. Larutan Penyangga Basa
Larutan penyangga yang bersifat basa ini juga dibuat dari campuran basa lemah dengan asam konjugasinya. Asam konjugasi juga dibuat dari basa lemah yang berlebihan dengan asam kuat atau garam dari basa lemahnya.
Larutan Penyangga Basa dibagi menjadi beberapa, yaitu seperti berikut :
- Campuran Basa Lemah dan Asam Kuat Sisa Basa Lemah
[OH-] = Kb . [basa lemah] : [garam]
Atau bisa juga dengan:
[OH-] = Kb . mol basa lemah : mol garam
pOH = -log [OH-]
pH = 14 – pOH
- Campuran Basa Lemah dan Garamnya
[OH-] = Kb . [basa lemah] / n x [garam]
Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ Larutan Penyangga (Buffer) : Pengertian, Fungsi, Sifat, Jenis & Contohnya Lengkap. Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.
Baca Juga Artikel Lainnya :