Manajemen Laba

√ Manajemen Laba : Pengertian, Tujuan, Faktor, Pola dan Teknik Terlengkap

SeputarIlmu.Com Hallo para pencari ilmu, jumpa kembali dalam artikel di seputarilmu.com. Kali ini akan membahas mengenai Realitas Sosial. Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai istilah Manajemen Laba? Simak penjelasan terlengkapnnya di bawah ini.

√ Manajemen Laba : Pengertian, Tujuan, Faktor, Pola dan Teknik Terlengkap

Pengertian Manajemen Laba

Manajemen Laba (Earning Management) merupakan salah satu intervensi dengan tujuan tertentu dalam berbagai proses pelaporan keuangan eksternal, untuk dapat memperoleh beberapa keuntungan yang privat sebagai lawan dan untuk juga memudahkan operasi yang netral proses tersebut.

Baca Juga : Pengertian Manajemen Laba Menurut Para Ahli

Tujuan Manajemen Laba

1. Bonus Purposes (Tujuan Bonus)

Manajer yang memiliki berbagai informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara oportunistik untuk melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan laba saat ini.

2. Taxation Motivation (Motivasi Perpajakan)

Motivasi penghematan pajak menjadi sebuah motivasi manajemen laba yang nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan untuk penghematan pajak pendapatan perusahaan.

3. Pergantian CEO

CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan untuk meningkatkan bonus manajemen dan apabila kinerja perusahaan buruk, mereka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.

4. Initial Public Offering (IPO) atau Penawaran Saham Perdana

Perusahaan yang akan go public belum memiliki sebuah nilai pasar dan menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public tersebut melakukan manajemen laba dengan harapan bisa menaikkan harga saham perusahaan.

Baca Juga : Manajemen Strategi

Faktor Pendorong Manajemen Laba

1. Bonus Plan Hypothesis

Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yakni bonus yang tinggi. Manajemen perusahaan memberikan bonus besar berdasarkan laba lebih banyak mengunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan.

2. Debt Covenant Hypothesis

Manajemen yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metode yang dapat meningkatkan laba. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga reputasi dalam pandangan pihak eksternal.

3. Political Cost Hypothesis

Semakin besar suatu perusahaan maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk memilih metode akuntansi yang menurunkan laba.

Karena jika menggunakan laba yang tinggi, maka pemerintah akan mengambil tindakan seperti menaikan pajak pendapatan perusahaan, mengenakan peraturan antitrust dan lain sebagainya.

Baca Juga : Manajemen Risiko

Teknik Manajemen Laba

  • Bisa memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi. Manajemen yang melakukan perkiraan pada estimasi akuntansi seperti estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi.
  • Dapat mengubah metode akuntansi. Manajemen melakukan suatu perubahan pada metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi. Misalnya seperti mengubah suatu metode depresiasi aktiva tetap dari metode depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus.
  • Menggeser periode biaya atau pendapatan, misalnya seperti mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan hingga periode akuntansi berikutnya dan lain sebagainya.

Pola Manajemen Laba

1. Taking A Bath

Dalam pola ini, manajemen harus menghapus beberapa aktiva dan dapat membebankan perkiraan biaya yang akan datang pada laporan saat ini.

Selain itu, manajemen ini juga harus melakukan clear the desk, sehingga laba yang dilaporkan pada periode yang akan datang meningkat.

2. Income Minimization

Pola ini dilakukan saat profitabilitas pada perusahaan sangat tinggi agar tidak mendapat perhatian secara politis.

Tindakan yang dilakukan yaitu berupa penghapusan pada barang modal dan aktiva tak berwujud, biaya iklan, serta pengeluaran untuk suatu penelitian dan pengembangan.

3. Income Maximization

Teknik ini dilakukan dengan cara memaksimalkan laba, tujuannya yaitu untuk dapat memperoleh bonus yang lebih besar.

Tindakan ini juga dapat dilakukan untuk menghindari suatu pelanggaran atas kontrak hutang jangka panjang (debt covenant).

4. Income Smoothing

Teknik ini dilakukan dengan cara melaporkan trend suatu pertumbuhan laba yang stabil, dibanding perubahan laba yang meningkat atau menurun secara drastis.

5. Timing Revenue dan Expenses Recognation

Teknik ini dapat dilakukan dengan cara membuat kebijakan yang berkaitan dengan timing suatu transaksi, contohnya seperti pengakuan premature atas pendapatan.

Baca Juga : Manajemen Talenta

Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai Manajemen Laba. Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.

/* */