Sejarah Manusia Purba

Diposting pada

SeputarIlmu.Com – Taukah kamu dari mana beradaban manusia ini bermula ? Banyak sekali teori yang bermunculan dan tercipta oleh banyak para ahli yang ada di Indonesia maupun di luar Indonesia. Berikut ini penjelasan terlengkap mengenai asal usul manusia dari zaman purba kala hingga dikatakan sebagai manusia seperti kita ini.


Pengertian Manusia Purba

Manusia purba yang disebut juga dengan Prehistoric People (Manusia Prasejarah) merupakan jenis manusia yang hidup pada zaman belum mengenal tulisan. Para ahli sejarah sangat meyakini bahwa manusia purba ini telah hidup mendiami bumi ini semenjak 4 juta tahun yang lalu.

Jika dilihat dari cirinya manusia purba ini juga mempunyai volume otak yang lebih besar dibanding manusia modern zaman sekarang. Untuk dapat mengetahui kehidupan manusia purba di Indonesia, kita dapat melakukan dengan 2 cara, yaitu :

  • Melalui sisa-sisa pada tulang manusia, hewan, tumbuhan yang telah menjadi batu atau menjadi fosil.
  • Melalui peninggalan peralatan dan perlengkapan yang telah digunakan oleh manusia purba sebagai hasil budaya manusia, seperti peralatan rumah tangga, senjata, bangunan, dan perhiasan.

Sejarah Manusia Purba di Indonesia

Manusia purba hidup pada zaman dahulu dan belum juga mengenal tulisan serta hidup dengan cara yang sangat sederhana sekali, yaitu masih sangat bergantung pada alam.

Para ilmuwan sejarah di seluruh dunia sebagian besar menganut suatu teori evolusi kera atau yang dikenal juga dengan teori Australopithecus yang telah punah sebagai ras nenek moyang manusia.

Sebenarnya terjadi suatu perbedaan yang sangat signifikan dan jauh sama sekali tidak ada hubungannya antara manusia dan kera. Perbedaan tersebut tidak bisa dijelaskan oleh mereka dengan mata rantai yang hilang atau dikenal juga dengan sebutan missing link.


Jenis-Jenis Manusia Purba

Manusia purba dari satu generasi ke generasi selanjutnya sangat berbeda. Fakta sejarah juga menyebutkan bahwa manusia purba di satu wilayah dengan wilayah lain ini mempunyai perbedaan.

Berikut ini adalah jenis – jenis manusia purba secara umum beserta penjelasannya, diantaranya :

1. Meganthropus Palaeojavanicus

Jenis manusia purba Meganthropus Palaeojavanicus ditemukan oleh seorang arkeolog dari negeri Belanda yang bernama Van Koenigswald. Dia pertama kali yang menemukan fosil ini di daerah Sangiran pada tahun 1936. Manusia purba di Indonesia ini tidak seperti jenis jenis manusia purba di dunia.

Pada era tersebut paling banyak fosil yang ditemukan dalam kondisi seperti orang Barat. Maka ketika arkeolog menemukan fosil yang berbeda dari sebelumnya, membangkitkan gairah para ilmiah di kalangan arkeolog untuk lebih mendalami tentang fosil manusia purba yang ditemukan di indonesia.

Diperkirakan manusia purba besar ini hidup antara 1 juta dan 2 juta tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dari suatu fosil dengan teknik peluruhan karbon. Sehingga usia dari fosil tersebut bisa kita ketahui juga.

Dengan adanya sifat waktu paruh itu banyak sekali fosil, batuan dan elemen lainnya yang dapat kita perkirakan umurnya. Bahkan umur Bumi yang kita cintai ini bisa kita perkirakan dengan waktu paruh dari suatu unsur karbon pada material atau zat.

Meganthropus Palaeojavanicus mempunyai ciri yaitu :

  • Memiliki tulang pipi yang tebal.
  • Memiliki otot rahang yang kuat.
  • Tidak memiliki dagu.
  • Memiliki tonjolan belakang yang tajam.
  • Memiliki tulang kening yang menonjol.
  • Memiliki perawakan yang tegap, pada rahang bawah Meganthropus, Sangir memakan tumbuh-tumbuhan, dan hidup berkelompok dan berpindah-pindah.

2. Pithecanthropus Erectus

Jenis manusia purba Pitecanthropus Erectus yaitu manusia purba ini hidup di wilayah Indonesia pada 1-2 juta tahun yang lalu. Wilayah Indonesia yang menurut sejarah arkeologi, pernah beberapa kali mengalami suatu bencana alam di Indonesia.

Dari mulai hal yang bersifat mengikat hingga dapat membuat wilayah indonesia terdiri dari bermacam macam pulau. Doktor dari Belanda yang bernama Eungene Dubois adalah penemu pertama manusia disini.

Ciri khas dari Pitecanthropus yaitu :

  • Berjalan tegak, tetapi dalam struktur tengkoraknya mirip sekali dengan struktur kera. Maka dikenal juga dengan manusia kera yang berjalan tegak.
  • Dengan struktur tengkorak yang mirip kera, maka dimungkinkan ukuran otaknya kecil.
  • Menyebabkan tingkat kecerdasan yang jenis manusia purba ini hampir sama namun diatas dengan insting hewan.
  • Pitecanthropus merupakan suatu bangsa atau kaum pengumpul makanan (Food Gathering).
  • Kehidupan yang primitif pada masa itu tidak akan jauh berbeda dengan kehidupan kera di masa modern. Jenis manusia purba ini sangat di elukan oleh kalangan materialis, karena merupakan suatu bukti adanya mahluk transisi yang menguatkan teori evolusinya Charles Darwin.

Memiliki ciri berbadan yang tegak dan kemungkinan besar terbesar pula pada masa nya. Dengan ukuran otak yang masih sangat kecil dibanding mahluk lainnya maka didapatkan hasil yang cukup mengagetkan bahwa dalam keadaan mengumpulkan makanan dan keperluan bumi, terdapat jejak yang menunjukkan rapat kelompok, ari air jangheh


3. Pithecanthropus Soloensis

Jenis manusia purba Pitecanthropus Soloensis merupakan jenis-jenis manusia purba yang berasal dari solo tepatnya pada area ngandong. Selain dari aspek daratan, terdapat juga batas wilayah laut di Indonesia yang bagi negara kita sangat penting. Hal ini dikemukakan dalam batas laut Indonesia yang sudah menjadi suatu ketetapan di kalangan internasional.

Adapun ciri dari Pitecanthropus Erectus yaitu :
  • Pada tengkorak, tonjolan keningnya tebal.
  • Hidungnya lebar, dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol.
  • Tinggi sekitar 165–180 cm.
  • Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan segalanya).
  • Memiliki rahang bawah yang kuat.
  • Memiliki tulang pipi yang tebal.
  • Tulang belakang menonjol dan tajam.
  • Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.

4. Pithecanthropus Mojokertensis

Dalam hal yang dilakukan Eungene Dubois ini berhasil menjadi penemu fosil jenis ini di wilayah Mojokerto, sehingga beliau menamai fosil penemuannya menjadi sebuah temuan yang besar abad ini.

Penggalian yang dilakukan di daerah Mojokerto ini mau tidak mau merusak tulang tulang nya. Beberapa bagiannya menjadi hancur sehingga beberapa detilnya tidak terselamatkan dengan sempurna.

Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba pithecanthropus mojokertensis yaitu :

  • Memiliki badan yang tegap.
  • Tidak mempunyai dagu.
  • Memiliki kening yang menonjol.
  • Tinggi badan 165-180 cm.
  • Mempunyai volume otak 750 – 1.300 cc.
  • Tulang geraham dan rangnya lebih kuat.
  • Tulang tengkorak tebal.
  • Memiliki tulang tengkorak yang lonjong.
  • Hidup sekitar 2 sampai 2,5 juta tahun yang lalu.

5. Homo Floresiensis

Untuk jenis homo ini memiliki suatu kebiasaan dan gaya hidup yang kurang lebih sama dengan manusia sekarang. Bahkan pada masa itu jenis homo ini memiliki kesatuan dalam hal bertindak secara ciri-ciri manusia sebagai makhluk ekonomi.

Pada masa tersebut tidak menggunakan alat-alat yang canggih, tetapi menggunakan batu sederhana yang kemudian di hampelas . Kedua, manusia jenis Homo ini sudah sadar akan keberadaan kita, atau manusia lain di sekitarnya. Sehingga akan timbul suatu kesamaan ras.

Secara nama mungkin kita sedikit terkecoh, karena peneliti dari Belanda tersebut tidak menamakan fosil penemuannya dengan nama penemuannya, tetapi menggunakan nama tempat pada waktu penggalian arkeologisnya. Nama lain dari Homo mungkin bisa diartikan juga sebagai suatu kecenderungan seksual antara sesama laki-laki.

Secara umum manusia jenis homo ini memiliki ciri khas yaitu :
  • Muka lebar dengan hidung yang lebar.
  • Mulutnya menonjol.
  • Dahinya juga masih sangat menonjol, sekalipun tidak seperti jenis Pithecanthropus.
  • Bentuk fisiknya sudah seperti manusia sekarang.
  • Tingginya 130–210 cm.
  • Berat badan 30–150 kg.
  • Hidupnya sekitar 40.000–25.000 tahun yang lalu.

6. Homo Wajakensis

Homo Wajakensis yaitu berarti homo yang berasal dari Wajak. Perselisihan antar kelompok masih terus menjadi masalah pada masa purba menjadikan tiap daerah memiliki bentuk fosil yang berbeda-beda pula. Kita hanya bisa memperkirakan seperti apa yang ada dikehidupan sosialnya.

Namun para ahli telah meneliti pengaruh letak geografis Indonesia terhadap suatu keadaan alam dan iklim. Dengan begitu sejauh yang kita perkirakan, kehidupan sosial manusia purba ini bisa jadi tidak berbeda dengan keadaan sekarang kecuali dalam hal berkomunikasi.

Di Wajak inilah, yang bila di gambarkan dekat daerah Tumenggung Jawa Timur, pada tahun 1889 dan Eungene Dubois yang menemukan fosil manusia purba asli Indonesia.

Penemuan ini merupakan penemuan yang penting, karena seolah menemukan suatu keping puzzle yang hilang yang membuktikan adanya hubungan manusia dengan kera.

Fosil-fosil manusia purba yang berada di Indonesia menjadi jembatan penghubung itu. Seperti dikemukanan dalam teori Darwin dalam bukunya yang berjudul ‘The Descent Of Man’ (asal usul manusia).


7. Homo Soloensis

Jenis manusia purba Homo Soloensis ini merupakan jenis manusia purba Homo yang ditemukan fosilnya di wilayah Solo pulau Jawa. Yang paling terkenal yaitu Eungene Dubois, kemudian Van Koenigswald, kemudian ada Weidenreich yang menemukan jenis manusia purba.

Berikut keterangan penelitian tentang manusia purba soloensis yaitu :

  • Dan peneliti lain yang mungkin catatanya tidak sebanyak pada peneliti yang disebutkan diatas.
  • Namun tentunya kontribusi para peneliti tersebut menjadikan harta benda bagi jenis-jenis manusia purba di Asia dan tentunya Dunia.

Sungai bengawan Solo ini merupakan jantung dari sebuah kehidupan primitif di masa lampau Indonesia. Banyaknya penemuan di kawasan ini menunjukkan kecenderungan pada manusia purba jaman dulu hidup dengan kedekatan pada sumber air.

Belum ditemukannya sistem irigasi, seolah memaksa manusia purba untuk tidak jauh dalam memberikan suatu intervensi. Dengan mempunyai tempat tinggal yang dekat sungai, memberikan keuntungan bagi manusia purba.


8. Pithecanthropus Robustus

Adalah jenis Pitecanthropus yang memiliki rahang sangat besar. Dengan adanya rahang besar tersebut, menurut peneliti jenis manusia purba ini memiliki suatu kegemaran memakan tumbuhan.

Kegunaan rahang yang besar ini adalah supaya dalam mengunyah tumbuhan menjadi lebih mudah dan lebih cepat, sehingga bangsa ini lebih senang bila hidup sendiri.

Berikut bentuk rupa dari manusia purba pitechanthropus robustus yaitu :

  • Bentuk rahang yang besar itu pula menunjukkan bahwa cakupan dari kapasitas mulut Pitecanthropus Erectus ini lebih besar dari manusia masa sekarang.
  • Kapasitas mulut tersebut memungkinkan manusia jenis ini untuk  memberikan jati dirinya.
  • Bisa diartikan bahwa jenis manusia purba homo ini adalah suatu kondisi alamiah jenis manusia Indonesia pada jaman sekarang. Yang membedakan tentunya pada waktu hidup dan cara berkomunikasi dalam interaksi sosial pada masa itu. Termasuk pada penggunaan alat bantu.

Manusia purba jenis ini sudah mulai mengedepankan akal dibanding suatu insting. Dibuktikan dengan banyaknya peninggalan yang berupa batu, kapak batu, dan perkakas lainnya yang dipergunakan untuk menunjang dalam kehidupan sehari-harinya.

Selain itu, juga pada titik-titik temuan arkeologis, manusia purba jenis Homo ini tidak terlalu dekat dengan sungai, yang menandakan bahwa manusia purba jenis ini akan membuat sebuah tempat tinggal atau kawasan tempat tinggal yang nyaman meskipun tidak dekat sekali dengan sumber air. Yang pada masa itu adalah sebuah sungai.


9. Pitecanthropus Dubuis

Bila diartikan, jenis manusia kera yang berjalan tegak ini adalah jenis yang meragukan. Fosilnya ditemukan di daerah Sangiran namun secara struktur tulang dan tengkoraknya tidak mutlak masuk dalam ciri meganthropus maupun pitecanthropus.

Sumbangsih peneliti dari Belanda ini merupakan suatu penemuan penting. Meskipun bagi rakyat Indonesia ekspedisi dan penggalian arkeologis tak ubahnya dengan pemaksaan dan suatu penjajahan hak.

Dikarenakan banyak sekali temuan di daerah sungai Bengawan Solo, peneliti ini membagi lapisan tanah di daerah itu menjadi 3 lapisan yaitu :

  • Lapisan Jetis, dimana Pitecanthropus Robustus yang ditemukan atau kita kenal juga dengan nama lapisan pleistosen bawah.
  • Lapisan Trinil, yang dimana ditemukan Pitecanthropus Erectus. Lapisan ini kita kenal juga dengan sebutan nama lapisan pleistosen tengah.
  • Lapisan Ngandong, yang dimana Pitecanthropus Soloensis ditemukan. Dikenal juga dengan sebutan nama lapisan pleistosen atas.

Dengan karakteristik seperti itu, Meganthropus ini memiliki fisik yang kuat dan tegap. Dengan melimpahnya tumbuhan yang merupakan suatu makanan utamanya. Diperkirakan oleh peneliti, jenis Meganthropus hidup berkelompok dan cenderung menetap.

Perubahan kehidupan sosial dan budaya tersebut memang tidak seperti pada kehidupan di zaman sekarang. Namun dengan penelitian yang intens dan benar, kehidupan sosial manusia purba ini bisa kita perkirakan.


10. Homo Sapiens

Bisa diartikan sebagai manusia yang cerdas. Yang berasal dari zaman holosen. Bentuk tubuh Homo Sapiens ini sudah menyerupai dengan bentuk orang Indonesia sekarang. Pada masa itu, golongan manusia ini sudah memiliki strukur organisasi dalam pembagian tugas.

Berdasarkan penelitian tersebut, tidak hanya bentuk fisik dari manusia purba nya saja, tetapi juga kehidupan sosialnya juga bisa kita kaji. Tentunya dengan penelitian yang sangat intens dan dalam jangka waktu lama.

Homo Sapiens mereferensikan bahwa manusia adalah suatu mahluk yang memiliki kelebihan dalam hal akal. Dengan mempelajari tentang Homo Sapiens, kehidupan kita bisa bertambah dalam kekayaannya dan pengalaman dengan produk tertentu.

Jenis manusia purba ini memiliki ciri sebagai berikut yaitu :

  • Volume otaknya antara 1.000 cc – 1.200 cc.
  • Tinggi badan antara 130 – 210 m.
  • Otot tengkuk mengalami penyusutan.
  • Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan.
  • Muka tidak menonjol ke depan.
  • Berdiri dan berjalan tegak.
  • Berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.

Secara telusurnya, menurut peneliti bahwa didapatkan leluhur manusia seperti ini yaitu :

  • Ras Mongoloid, yang berciri kulit kuning, mata sipit, rambut lurus.
  • Ras Mongoloid ini menyebar ke daerah Asia Timur, yakni Jepang, Cina, Korea, dan Asia Tenggara.
  • Ras Kaukasoid, merupakan suatu ras yang berkulit putih, tinggi, rambut lurus, dan hidung mancung. Ras ini penyebarannya ke wilayah Eropa, ada yang ke India Utara (ras Arya), ada yang ke Yahudi (ras Semit), dan ada yang menyebar ke Arab, Turki, dan daerah Asia Barat lainnya.
  • Ras Negroid, ini memiliki ciri kulit hitam, rambut keriting, bibir tebal. Penyebaran ras ini ke wilayah Australia (ras Aborigin), ke Papua (ras Papua sebagai penduduk asli), dan ke Afrika.

Jenis Manusia Purba Di Luar Indonesia

Selain pada dearah Indonesia, fosil manusia purba ini juga ditemukan dari luar kawasan Indonesia, seperti halnya di daerah  Cina, Eropa, dan juga Afrika. Fosil manusia purba di luar kawasan Indonesia antara lain sebagai berikut ini :

1. Australopithecus Africanus

Australopithecus Africanus ditemukan pada daerah Taung, dekat Vryburg, Afrika Selatan. Fosil itu ditemukan oleh Raymond Dart, pada tahun 1924. Diperkirakan umur manusia jenis ini hidup sekitar 2 sampai 3 juta tahun yang lalu.


2. Sinanthropus Pekinensis

Sinanthropus Pekinensis yang ditemukan pada gua Choukoutien, Peking ( Beijing), RRC. Fosil Sinanthropus Pekinensis ini ditemukan oleh Davidson Black dotahun 1927. Sinanthropus Pekinensis ini termasuk pada homo sapiens sehingga sering kali juga disebut dengan Homo Pekinensis.


3. Homo Neanderthalensis

Homo Neanderthalensisi yang ditemukan pada lembah sungai Neander, didekat Dusseldorf, Jerman, penemunya adalah oleh Rudolf Virchow. Ciri-ciri Homo Neanderthalensis ini mendekati dari ciri-ciri Homo Wajakensis.


4. Homo Rhodesiensis

Homo Rhodesiensis ditemukan oleh Raymond Dart dan juga Robert Brom pada tahun 1924 pada gua Broken Hill, Rhodesia ( Zimbabwe).


5. Homo Cro-Magnon

Homo Cro-Magnon yang ditemukan pada gua Cro-Magnon, didekat Lez Eyzies, sebelah barat daya Prancis. Homo Cro-Magnon pertamakali ditemukan di tahun 1868. Ciri-ciri Homo Cro-Magnon ini mendekati ciri-ciri manusia modern.


Corak Kehidupan Manusia Purba di Indonesia

Manusia purba ini mempunyai cara hidup yang sangat sederhana dan masih sangat bergantung dengan alam.

Berikut ini adalah ulasan mengenai corak kehidupan pada manusia purba yaitu :

1. Masa Berburu untuk Mengumpulkan Makanan

Ciri-ciri kehidupan manusia purba pada zaman ini adalah sebagai berikut :

  • Tidak mempunyai tempat tinggal.
  • Hidup sendiri atau dengan suatu kelompok kecil.
  • Mengumpulkan makanan seperti umbi-umbian.
  • Menggunakan kapak genggam untuk berburu hewan.
  • Berlindung di dalam goa.
  • Membuat lukisan berupa cap jari tangan dan babi rusa dalam keadaan terpanah, yang biasanya menggunakan warna hitam, putih, dan merah.

2. Maca Bercocok Tanam

Ciri-ciri kehidupan manusia purba pada zaman ini adalah sebagai berikut :

  • Hidupnya mulai menetap pada suatu tempat dan dapat melakukan kegiatan bercocok tanam.
  • Mulai menggunakan pakaian yang terbuat dari kulit hewan atau suatu kulit kayu.
  • Membuat rumah dari kayu.
  • Jika tanah tidak subur, mereka akan berpindah tempat.
  • Membuat alat-alat untuk bercocok tanam, seperti : mata panah, beliung persegi, kapak lonjong, dan perhiasan.

3. Masa Mengenal Kepercayaan

Ciri-ciri kehidupan manusia purba pada zaman ini adalah sebagai berikut :

  • Melakukan suatu upacara-upacara tertentu, sebagai bukti adanya kekuatan yang melebihi diri mereka.
  • Mulai terdapat bangunan yang besar untuk dijadikan sebagai tempat melakukan upacara tersebut.

4. Masa Perundagian

Ciri-ciri kehidupan manusia purba pada zaman ini adalah sebagai berikut :

  • Mulai tinggal disebuah desa atau suatu perkampungan dalam waktu yang cukup lama.
  • Mempunyai kemampuan utnuk mengolah logam, seperti cincin.
  • Mengenal sistem barter untuk bisa mendapatkan logam.

Periode masa Pra Aksara Berdasarkan Hasil Budaya ( Arkeologi )

 1. Zaman Batu

a. Zaman Batu Tua (Paleolithicum)

  • Peralatannya yang terbuat dari batu yang masih kasar.
  • Alat yang digunakan terbuat dari suatu tulang dan alat serpih.
  • Manusianya Pithecanthropus Erectus yang masih hidup secara nomaden.
  • Hidup dengan berburu dan bisa meramu.

Kebudayaan Pacitan dan Ngandong yaitu :

  • Pacitan : menurut ahli yang bernama Von Koenigswald pada th. 1935 menemukan alat-alat
    batu berupa kapak genggam. Alat Pacitan disebut juga dengan chopper (alat penetak).
  • Ngandong :  yaitu alat yang terbuat dari tulang atau tanduk binatang.

b. Zaman Batu Madya (Mesolithicum)

  • Peralatan ini dibuat dari batu yang mulai dihaluskan.
  • Alatnya yang berupa kapak Sumatera.
  • Bertempat tinggal di suatu gua semi nomaden.
  • Sudah mengenal seni atau lukisan hewan dan cap tangan berwarna merah.
  • Sudah mengenal suatu kepercayaan.
  • Sudah mengenal untuk bercocok tanam dan berladang.
  • Hasil budaya yang berupa Kjokkenmodinger (tumpukan kerang) dan Abrissous roche (cap tangan).

c. Zaman Batu Muda (Neolithicum)

  • Peralatan yang dibuat dari batu yang sudah di haluskan.
  • Alat yang digunakan adalah kapak lonjong dan persegi.
  • Manusianya jenis Homo dan hidup nya sudah menetap dan berkelompok.
  • Mengenal kegiatan bercocok tanam, bersawah, dan berladang.
  • Menganut suatu kepercayaan animisme dan dinamisme.
  • Hasil budaya berupa kapak yang lonjong dan persegi.

d. Zaman Batu Besar (Megalithicum)

  • Batu yang digunakan berukuran sangat besar.

Peninggalannya berdasarkan kepercayaan yaitu:

  • Menhir : kaki meja
  • Dolmen : meja dari batu
  • Waruga : peti kubur kubus (bongkar pasang)
  • Sarkofagus : peti kubur lesung
  • Punden Berundak : untuk melakukan upacara
  • Arca


2. Zaman Logam

a. Zaman Perunggu

Teknik pembuatan barang-barang dari perunggu ada 2 yaitu :

  • Teknik a cire perdue = teknik cetak hilang
  • Teknik bivalve = teknik cetak ulang

Adapun barang peninggalannya yaitu :

  • Nekara
  • Moko
  • Kapak corong
  • Arca

b. Zaman Besi

Peninggalannya yang berupa :

  • Mata panah
  • Mata tombak

Manusia Mengenal Kepercayaan

1. Totemisme

Totemisme merupakan suatu kepercayaan manusia purba yang cukup unik. Mereka percaya bahwa ada binatang – binatang tertentu yang sudah dianggap keramat sehingga harus dipuja supaya tidak menimbulkan malapetaka.

Cara pemujaan yang dilakukan adalah dengan membuat suatu patung tiruan dari hewan yang dimaksud dengan ukuran yang sangat besar. Masa ini terjadi pada zaman Megalitikum atau zaman Batu Besar.


2. Animisme

Adalah suatu kepercayaan yang meyakini bahwa di sekitar kehidupan mereka terdapat roh – roh suci yang membantu kehidupan mereka menjadi lebih baik. Untuk memujanya, pada waktu – waktu tertentu mereka membuat sesajen dari hasil bumi, hewan, dan tumbuh – tumbuhan.

Mereka percaya, jika melewatkan satu kali pemujaan saja maka roh – roh tersebut akan marah dan merusak kehidupan damai yang mereka jalani.

Sebagian dari mereka juga percaya bahwa roh yang mereka puja adalah roh nenek moyang atau roh dari anggota keluarga yang sudah mati. Beberapa orang pun juga berpendapat di masa ini mereka juga mulai mengenal adanya hantu.


3. Dinamisme

Merupakan suatu kepercayaan dimana benda – benda tertentu mempunyai kemistisan atau kekuatan gaib. Tak hanya benda, tetapi juga alam sekitar.

Ada yang menyembah gunung, bukit, laut, gua, dan sampai pepohonan di sekitar tempat tinggal mereka. Ada juga yang mulai mengenal suatu benda seperti keris, patung kayu maupun batu, dan benda bertuah lainnya.

Tetapi pada kenyataannya Manusia Purba ini bukanlah Nenek Moyang Manusia. Manusia ini berbeda dengan kera, jadi tidak bisa disamakan dengan penemuan para ilmuwan tersebut. Namun semua itu hanya dapat dijadikan sebagai wawasan saja.


Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ Sejarah Manusia Purba & Penyebarannya di Dunia Terlengkap. Semoga bbermanfaat dan bisa menambahkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas bagi para pembaca. Terima Kasih.


Baca Juga Artikel Lainnya :